70
ribu Yahudi dari Isfahan (Iran)
14 May 2012 | Akhir Zaman
| Saad Saefullah
“Anas Bin Malik mengatakan bahwa
Rasulullah saw berkata: ‘Dajjal akan diikuti 70 ribu Yahudi dari Isfahan
mengenakan selendang Persia.” (Sahih Muslim, hadist ke 7034)
Kita sering mengetahui konspirasi antara Amerika Syarikat
dan Israel terhadap Iran. Kita pun sudah tahu fakta bahwa Iran mempunyai
teknologi nuklir dan dari mana entah tiba-tiba Iran bangkit sebagai negara yang
mempunyai tenaga nuklir?
Sabda Beliau SAW; “Ketahuilah ia (Dajjal) berada di laut
Syam atau laut Yaman .. akan datang dari arah timur (lalu menunjukkan dengan
tangannya )..”- HR Muslim.
Dari Anas bin Malik ra, sabda beliau SAW, “Dajjal akan
keluar dari kota Yahudi Isfahan (Khurasan, IRAN) bersama 70,000 penduduk
Isfahan”. [Fath al-Rabbani Tartib Musnad Ahmad. Ibn Hajar berkata:
"Shahih"].
Nabi bersabda “Dajjal akan diikuti oleh 70.000 yahudi
dari kota Isfahan , mereka memakai Al-Tayalisah”. HR. muslim.
Terdapat 13 kaum Yahudi dan Ashkenazi. Ashkenazim
adalah bentuk jamak daripada ‘Ashkenaz’ dari bahasa Ibrani אשׁכנזי yang berarti “Jerman“. Dalam bahasa Ibrani
juga dikenal bentuk אשׁכנזים.
Ini berarti orang Yahudi Eropa, terutama dari Eropa Timur, bahasa yang mereka pakai biasanya
adalah bahasa Yiddish.
Zaman sekarang kaum Ashkenazim di Eropa sudah hampir punah,
mereka banyak didapati di Amerika Serikat
dan Israel.
Kaum Ashkenazim, sebagai sebuah kaum yang cukup tertutup
banyak yang mengidap penyakit turunan. Tetapi salah satu penyakit turunan yang
berhubungan dengan penyakit otak, membuat mereka memiliki skor IQ
tertinggi di dunia.
Yang mengherankan secara genetik bangsa Palestina memiliki hubungan genetik lebih
dekat dengan kaum Ashkenazim dibandingkan dengan kaum Yahudi-Timur Tengah.
Mereka mempunyai kebolehan yang luar biasa walau
bagaimanpun Allah swt telah berfirman mengenainya:
(Ingatlah
peristiwa) ketika Nabi Yusuf berkata kepada bapanya: “Wahai ayahku!
Sesungguhnya aku mimpi melihat sebelas bintang dan matahari serta bulan; aku
melihat mereka tunduk memberi hormat kepadaku” (4). Bapanya berkata: Wahai
anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, kerana aku
khuatir mereka akan menjalankan sesuatu rancangan jahat terhadapmu.
Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia (5). Dan demikianlah
caranya Tuhanmu memilihmu dan akan mengajarmu takbir mimpi serta akan
menyempurnakan nikmatNya kepadamu dan kepada keluarga Yaakub sebagaimana Dia
telah menyempurnakannya kepada datuk nenekmu dahulu: Ibrahim dan Ishak.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana (6). Demi
sesungguhnya! (Kisah) Nabi Yusuf dengan saudara-saudaranya itu mengandungi
beberapa pengajaran bagi orang-orang yang bertanya (tentang hal mereka untuk
mengambil iktibar) (7).
Kita sudah mengetahui keberadaan orang Yahudi di Iran
ini. Mereka semua berasal dari Isfahan. Jumlah mereka saat ini diperkirakan
sebanyak 30.000. Dalam hadist disebutkan jumlah mereka sampai 70 ribu, maka
akan terjadilah akhir zaman. Wallahu alam bi shawwab. [sa/islampos/berbagaisumber]
Yahudi
Di Iran; Sebuah Fakta Yang Mencengangkan
08 May 2012 | Berita Dunia
| Saad Saefullah
islampos.com—LIHATLAH ke Iran. Bagaimana Yahudi di negara yang
presidennya selalu gembar-gembor akan menghancurkan, mencaci maki bangsa
Yahudi.
Di Iran, Yahudi tersebar di tiga kota besar; Tehran, Hamdan,
Isfahan. Dan menurut data resmi Iran, ada sekitar 30.000 orang Yahudi di Iran.
Sebuah jumlah yang sangat besar di sebuah negara yang katanya
anti-Zionis!
Isfahan, yang terletak di tengah-tengah Iran, dikelilingi
oleh kota-kota berbasis Syiah—seakan dengan jelas orang-orang Syiah melindungi
mereka.
Padahal, orang-orang Sunni di Iran diburu seperti tikus,
dan ulama-ulamanya digantung. Bahkan orang-orang Sunni tidak punya masjid untuk
shalat Jumat. Bandingkan dengan sinagog yang bertebaran di bumi Iran.
Orang-orang Yahudi punya hubungan baik dengan
pemerintahan Iran. Mereka menganggap bahwa orang-orang Sunni sebagai musuh
utama mereka. Bahkan, di parlemen Iran, orang-orang Yahudi mempunyai deputi
alias perwakilannya. Kita harus tahu bahwa orang-orang Yahudi di Iran
menolak pindah ke tanah jajahan Palestina. Mengapa?
Karena, untuk sebagian Yahudi, Iran adalah tempat suci
karena banyak nabi mereka dimakamkan di sini.
Misalnya saja Nabi Daneil. Nabi ini adalah salah satu
nabi yang sudah memprediksikan kejadian-kejadian sebelum kiamat. Dan ia dikenal
luas di antara Yahudi dan umat Kristen. Selain Nabi Daniel, ada juga Nabi
Habqouq, Nabi Sumoil, Qeedar, dan Nabi Hajayy.
Di Iran juga ada makam Bunyamin, saudara Nabi Yusuf. Jadi
tidak heran jika Yahudi mengagungkan Iran sebagai tanah suci. Dan mereka
menganggap Isfahan sebagai kota yang lebih spesifik lagi. Kota ini
merupakan tempat pertama dimana mereka berkumpul pertama kalinya setelah
perusakan Yerusalem oleh Novukhodonsur.
Sejarah sudah menyimpan hal ini, dan kemudian setelah 70
tahun penangkapan oleh raja Babylon Nebukadnezzar, mereka berkumpul di Isfahan.
Rabi-rabi di Isfahan mengajar anak-anak Yahudi tentang
berbagai kuil Yahudi.
Yang lebih mencengangkan ada sebuah hadist Nabi
yang tertera dalam Sahih Muslim, hadist ke 7034: “Anas Bin Malik mengatakan
bahwa Rasulullah saw berkata: ‘Dajjal akan diikuti 70 ribu Yahudi dari Isfahan
mengenakan selendang Persia.” Ala kuli haal, Yahudi-Ya hudi di Isfahan, Iran
selalu mengenakan selendang.
Allahu alam. [sa/islampos/bzupages]
Membongkar
Nazab Ahmadinejad dari Garis Yahudi
Senin, 24 September 2012, 22:32 WIB
Vahid Salemi/AP
Presiden Iran Mahmoud
Ahmadinejad.
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID,
TEHERAN -- Presiden Republik Islam Iran, Mahmud Ahmadinejad terkenal seantero
jagat sebagai salah satu orang yang anti-Israel. Namun, ternyata di dalam diri
Ahmadinejad mengalir darah Yahudi.
Surat kabar the Daily Telegraph mengungkapkan marga asli Ahmadinejad adalah 'Saburjian'. Dalam bahasa Persia berarti tukang tenun. Marga itu turunan dari 'Sabur', yakni kerudung yang biasa digunakan umat Yahudi saat berdoa di sinagog. Selendang ini biasa dipakai saat sembahyang setiap hari Sabat (Sabtu) atau upacara suci lainnya, saban pagi, sore, dan malam.
Namun, ada juga yang mengatakan marga asli keluarga Ahmadinejad adalah 'Sabbaghan' atau tukang pengering pakaian. Dalam tradisi Iran, Saburjian dan Sabbaghan bermuara pada pekerjaan yang digeluri warga non-muslim.
Dan bukan sebuah kebetulan di Kota Aradan, kota kelahiran Ahmadinejad, terdapat komunitas Yahudi yang menetap sejak abad ketiga sebelum Masehi.
Menanggapi laporan tersebut, Ahmadinejad mengaku soal perubahan marga pada medio 1950-an. Alasan perubahan marga itu lantaran keluarganya menghindari diskriminasi ketika pindah ke Teheran.
Tapi pengamat Pusat Studi Arab dan Iran, Ali Nurizadeh, punya pendapat lain. Menurutnya sikap anti-Israel Ahmadinejad lantaran ia ingin menyembunyikan keterkaitannya dengan Yahudi.
“Setiap keluarga yang pindah agama mengambil identitas baru dengan mengecam agama lama mereka,” ucap Ali.
Meski dikenal acapkali mengecam Zionis Israel, tapi Ahmadinejad dalam satu kesempatan mengaku tak keberatan jika anaknya berkencan dengan orang Yahudi. Pengakuan itu bertolak belakang dengan pernyataanya yang menyebut Israel sebagai kanker dan harus dihapus dari peta dunia. (baca: Ahmadinejad tak Keberatan Anaknya Kencani Yahudi).
Surat kabar the Daily Telegraph mengungkapkan marga asli Ahmadinejad adalah 'Saburjian'. Dalam bahasa Persia berarti tukang tenun. Marga itu turunan dari 'Sabur', yakni kerudung yang biasa digunakan umat Yahudi saat berdoa di sinagog. Selendang ini biasa dipakai saat sembahyang setiap hari Sabat (Sabtu) atau upacara suci lainnya, saban pagi, sore, dan malam.
Namun, ada juga yang mengatakan marga asli keluarga Ahmadinejad adalah 'Sabbaghan' atau tukang pengering pakaian. Dalam tradisi Iran, Saburjian dan Sabbaghan bermuara pada pekerjaan yang digeluri warga non-muslim.
Dan bukan sebuah kebetulan di Kota Aradan, kota kelahiran Ahmadinejad, terdapat komunitas Yahudi yang menetap sejak abad ketiga sebelum Masehi.
Menanggapi laporan tersebut, Ahmadinejad mengaku soal perubahan marga pada medio 1950-an. Alasan perubahan marga itu lantaran keluarganya menghindari diskriminasi ketika pindah ke Teheran.
Tapi pengamat Pusat Studi Arab dan Iran, Ali Nurizadeh, punya pendapat lain. Menurutnya sikap anti-Israel Ahmadinejad lantaran ia ingin menyembunyikan keterkaitannya dengan Yahudi.
“Setiap keluarga yang pindah agama mengambil identitas baru dengan mengecam agama lama mereka,” ucap Ali.
Meski dikenal acapkali mengecam Zionis Israel, tapi Ahmadinejad dalam satu kesempatan mengaku tak keberatan jika anaknya berkencan dengan orang Yahudi. Pengakuan itu bertolak belakang dengan pernyataanya yang menyebut Israel sebagai kanker dan harus dihapus dari peta dunia. (baca: Ahmadinejad tak Keberatan Anaknya Kencani Yahudi).
Tak Ada Masjid Sunni Di Iran, Yang Ada Hanya Sinagog
Yahudi
03 May 2012 | Berita Dunia | Saad Saefullah
islampos.com—DALAM kekuasaan Iran, tak pernah ada ceritanya, orang
Sunni duduk dalam kursi pemerintahan. Baik itu untuk menterinya ataupun sekadar
calon presiden belaka. Ini terjadi sejak Revolusi Iran yang mengintegrasikan
golongan Sunni ke dalam kaum minoritas.
Dalam konstitusi Iran, sudah
disepakai, presiden Iran haruslah seorang penganut Syiah. Syiah, tak pelak,
telah membuat kaum Sunni menjadi sangat inferior.
Penghinaan kaum Syiah terhadap
jamaah Sunni bisa dilihat jelas pada ritual Syiah setiap pekannya, misalnya
saja dalam acara doa bersama yang memang kerap dilaksanakan berbarengan. Di Iran,
kaum Sunni mencapai 20% dari populasi penduduk Iran yang berjumlah 70 juta
orang.
Sunni Iran mengalami penekanan yang
sistematik selama bertahun-tahun. Pemimpin mereka, seperti Ahmed Mufti Zadeh
dan Syeikh Ali Dahwary, dipenjarakan kemudian dibunuh. Pemerintah Iran juga
menghancurkan masjid-masjid kaum Sunni, dan melarang adanya pendirian masjid
Sunni lainnya sekarang ini. Bandingkan dengan Sinagog Yahudi yang banyak
bertebaran di seantero Iran. Bahkan, azdan oleh kaum Sunni pun dilarang oleh
pemerintah Iran.
Kaum Sunni Iran hidup di pinggiran
dan perbatasan. Sementara kaum Syiah, Kristen dan Yahudi menghuni kawasan
kota-kota besar di Iran. Asal tahu saja, kaum Sunni Iran sekarang ini, jika
melakukan shalat Jumat, harus di kedutaan besar asing. [sa/islampos/iol]
Mahmoud Ahmadinejad Keturunan Yahudi
Oleh: Ita Lismawati F. Malau, Harriska Farida Adiati
VIVanews - Foto Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad saat sedang menunjukkan kartu identitas dalam pemilihan umum Maret 2008 memperlihatkan bahwa keluarganya memiliki keturunan Yahudi. Dalam dokumen yang diperbesar bisa terbaca bahwa Ahmadinejad pernah dipanggil "Sabourjian", nama Yahudi yang berarti penenun pakaian. Bukt-bukti ini pertama kali diungkap oleh harian The Daily Telegraph.
Seperti dikutip dari laman harian The Telegraph, Minggu 4 Oktober 2009, catatan pendek di dalam kartu identitas itu menjelaskan kalau keluarga presiden yang kerap mengecam Israel ini mengganti nama keluarga menjadi Ahmadinejad saat mereka memeluk Islam pasca kelahiran Ahmadinejad.
Keluarga Sabourjian berasal dari Aradan, tempat kelahiran Ahmadinejad. Nama Sabourjian diperoleh dari "tukang tenun Sabour," nama selendang Yahudi Tallit di Persia. Nama tersebut juga masuk dalam daftar nama orang-orang Yahudi Iran yang dikumpulkan oleh Departemen Dalam Negeri Iran.
Para ahli tadi malam menyebutkan bahwa track record Ahmadinejad yang kerap mengeluarkan kritik pedas terhadap kaum Yahudi bisa jadi dilakukan untuk menutupi masa lalunya. "Setiap keluarga yang pindah agama membuat identitas baru dengan mengecam kepercayaan mereka sebelumnya," kata Ali Nourizadeh dari Pusat Studi Arab dan Iran. "Aspek latar belakang Ahmadinejad menjelaskan banyak hal tentang dia.
Dengan mengeluarkan pernyataan-pernyataan anti-Israel, dia mencoba menghilangkan kecurigaan tentang keterkaitan dirinya dengan Yahudi. Dia merasa tak berdaya di tengah masyarakat radikal Syiah," terang Nourizadeh.
Juru bicara kedutaan Israel di London, Ron Gidor, mengatakan tidak akan terpengaruh dengan masa lalu Ahmadinejad. "Itu bukan sesuatu yang perlu kami bahas," kata Gidor.
Ahmadinejad memang tidak pernah menyangkal bahwa namanya diganti saat keluarganya pindah ke Teheran pada tahun 1950-an. Namun dia tidak pernah mengungkapkan nama sebelumnya dan tidak menjelaskan alasan penggantian nama tersebut.
Ahmadinejad adalah insinyur berkualitas dengan gelar doktor dalam bidang traffic management. Dia menjadi milisi Garda Revolusioner sebelum namanya dikenal sebagai politisi garis keras di Teheran.
Kiriman: Hendra Ernawan, Jakarta
Sumber: http://vivanews.com/
Home » RAHASIA
Terselubung » Rahasia Terselubung Hubungan Presiden Iran Ahmadinejad Dengan
yahudi - israel
Rahasia Terselubung Hubungan Presiden Iran Ahmadinejad Dengan yahudi - israel
On 11
komentar
mengungkap Tabir Hitam Hubungan Rahasia Pemimpin Iran Ahmadinejad Dengan Israel / Yahudi yang Ternyata Keturunan Yahudi ( Pemuja Iran dan Anti iran Masuk)
Siapa yang tak
kenal sosok Ahmadinejad, seorang presiden Iran yang
berani terhadap hegemoni Amerika Serikat dan figur yang sangat bersahaja dalam
kehidupannya?. Banyak dari kalangan kaum muslimin mengelu-elukan seorang
Ahmadinejad yang dianggap representasi pemimpin sejati.
Namun, masyarakat muslim sangat jarang mengetahui sosok sejati Ahmadinejad, baik sebagai pribadi ataupun sebagai presiden Iran dengan posisi pengambil kebijakan.
Sebelum membahas lebih jauh terkait sikap Ahmadinejad terhadap Israel, ada baiknya kita mengulas asal-usul Presiden Iran tersebut.
Mahmoud Ahmadinejad atau bisa dibaca Ahmadinezhad (bahasa Persia: ; lahir 28 Oktober 1956) adalah Presiden Iran yang keenam. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005. Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang mempunyai pandangan Islamis.
Lahir di desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 100 km dari Teheran, sebagai putra seorang pandai besi, keluarganya pindah ke Teheran saat dia berusia satu tahun. Dia lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi.
Pada tahun 1980, dia adalah ketua perwakilan IUST untuk perkumpulan mahasiswa, dan terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa yang berada di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya krisis sandera Iran. Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran. Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997.
Ahmadinejad lalu terpilih sebagai walikota Teheran pada Mei 2003. Dalam masa tugasnya, dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan walikota-walikota sebelumnya yang lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat-pusat kebudayaan. Selain itu, dia juga menjadi semacam manajer dalam harian Hamshahri dan memecat sang editor, Mohammad Atrianfar, pada 13 Juni 2005, beberapa hari sebelum pemilu presiden, karena tidak mendukungnya dalam pemilu tersebut.
Namun, masyarakat muslim sangat jarang mengetahui sosok sejati Ahmadinejad, baik sebagai pribadi ataupun sebagai presiden Iran dengan posisi pengambil kebijakan.
Sebelum membahas lebih jauh terkait sikap Ahmadinejad terhadap Israel, ada baiknya kita mengulas asal-usul Presiden Iran tersebut.
Mahmoud Ahmadinejad atau bisa dibaca Ahmadinezhad (bahasa Persia: ; lahir 28 Oktober 1956) adalah Presiden Iran yang keenam. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005. Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang mempunyai pandangan Islamis.
Lahir di desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 100 km dari Teheran, sebagai putra seorang pandai besi, keluarganya pindah ke Teheran saat dia berusia satu tahun. Dia lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi.
Pada tahun 1980, dia adalah ketua perwakilan IUST untuk perkumpulan mahasiswa, dan terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa yang berada di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya krisis sandera Iran. Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran. Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997.
Ahmadinejad lalu terpilih sebagai walikota Teheran pada Mei 2003. Dalam masa tugasnya, dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan walikota-walikota sebelumnya yang lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat-pusat kebudayaan. Selain itu, dia juga menjadi semacam manajer dalam harian Hamshahri dan memecat sang editor, Mohammad Atrianfar, pada 13 Juni 2005, beberapa hari sebelum pemilu presiden, karena tidak mendukungnya dalam pemilu tersebut.
Ahmadinejad
Keturunan Yahudi
Pada 2009 Telegraph.co.uk,harian berita dari Inggris menurunkan berita yang cukup mengejutkan. Sebuah foto Presiden Iran Ahmadinejad sambil mengangkat kartu identitasnya selama pemilihan umum Maret 2008 dengan jelas menunjukkan keluarganya memiliki akar Yahudi. Dokumen close-up itu mengungkapkan dia sebelumnya dikenal sebagai Sabourjian – atau kain tenun dalam arti nama bahasa Yahudi.
Sebuah catatan pendek yang tertulis di kartu itu menunjukkan keluarganya berubah nama menjadi Ahmadinejad, ketika mereka dikonversi untuk memeluk Islam setelah kelahirannya. Sabourjian berasal dari Aradan, tempat kelahiran Ahmadinejad, dan nama itu diturunkan dari “penenun dari Sabour”, nama untuk selendang Tallit Yahudi di Persia. Nama ini, ada dalam daftar nama cipta untuk orang Yahudi di Iran, menurut Departmen Dalam Negeri Iran.
Pada 2009 Telegraph.co.uk,harian berita dari Inggris menurunkan berita yang cukup mengejutkan. Sebuah foto Presiden Iran Ahmadinejad sambil mengangkat kartu identitasnya selama pemilihan umum Maret 2008 dengan jelas menunjukkan keluarganya memiliki akar Yahudi. Dokumen close-up itu mengungkapkan dia sebelumnya dikenal sebagai Sabourjian – atau kain tenun dalam arti nama bahasa Yahudi.
Sebuah catatan pendek yang tertulis di kartu itu menunjukkan keluarganya berubah nama menjadi Ahmadinejad, ketika mereka dikonversi untuk memeluk Islam setelah kelahirannya. Sabourjian berasal dari Aradan, tempat kelahiran Ahmadinejad, dan nama itu diturunkan dari “penenun dari Sabour”, nama untuk selendang Tallit Yahudi di Persia. Nama ini, ada dalam daftar nama cipta untuk orang Yahudi di Iran, menurut Departmen Dalam Negeri Iran.
Ali Nourizadeh,
dari Pusat Studi Arab dan Iran, mengatakan: “Aspek latar belakang
Ahmadinejad menjelaskan banyak tentang dirinya. Dengan membuat
pernyataan-pernyataan anti-Israel, ia sedang mencoba untuk menumpahkan
kecurigaan tentang hubungannya dengan Yahudi. Ia merasa rentan dalam masyarakat
Syiah yang radikal.”
Seorang ahli yang berpusat di London Yahudi Iran mengatakan, “Dia telah mengubah namanya karena alasan agama, atau setidaknya orangtuanya,” kata kelahiran Yahudi Iran yang tinggal di London itu . “Sabourjian dikenal sebagai nama Yahudi di Iran.”
Ahmadinejad tidak menyangkal namanya berubah ketika keluarganya pindah ke Teheran pada tahun 1950-an. Tapi dia tidak pernah mengungkapkan perubahan berhubungan dengan pergantian keyakinan. Ahmadinejad tumbuh menjadi insinyur yang memenuhi syarat dengan gelar doktor dalam manajemen. Sebelum terjun jadi politisi, Ahmadinejad bertugas sebagai tentara pada Pengawal Revolusi.
Selama debat presiden di televisi tahun ini, ia dipancing untuk mengakui bahwa namanya telah berubah tapi ia mengabaikannya. Mehdi Khazali, seorang blogger internet, yang menyerukan penyelidikan akar nama Presiden Ahmadinejad ditangkap musim panas ini.
Sikap Ahmadinejad terhadap Islam
Timbulah pertanyaan, apakah darah yahudi yang mengalir di diri Ahmadinejad, membawa serta ideology dan sifat Yahudi yang membenci Islam dan kaum muslimin?
Ternyata dugaan anda tidak salah, Ahmadinejad sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang terang-terangan menghina dua orang sahabat Rasulullah Muhammad saw.
Seorang ahli yang berpusat di London Yahudi Iran mengatakan, “Dia telah mengubah namanya karena alasan agama, atau setidaknya orangtuanya,” kata kelahiran Yahudi Iran yang tinggal di London itu . “Sabourjian dikenal sebagai nama Yahudi di Iran.”
Ahmadinejad tidak menyangkal namanya berubah ketika keluarganya pindah ke Teheran pada tahun 1950-an. Tapi dia tidak pernah mengungkapkan perubahan berhubungan dengan pergantian keyakinan. Ahmadinejad tumbuh menjadi insinyur yang memenuhi syarat dengan gelar doktor dalam manajemen. Sebelum terjun jadi politisi, Ahmadinejad bertugas sebagai tentara pada Pengawal Revolusi.
Selama debat presiden di televisi tahun ini, ia dipancing untuk mengakui bahwa namanya telah berubah tapi ia mengabaikannya. Mehdi Khazali, seorang blogger internet, yang menyerukan penyelidikan akar nama Presiden Ahmadinejad ditangkap musim panas ini.
Sikap Ahmadinejad terhadap Islam
Timbulah pertanyaan, apakah darah yahudi yang mengalir di diri Ahmadinejad, membawa serta ideology dan sifat Yahudi yang membenci Islam dan kaum muslimin?
Ternyata dugaan anda tidak salah, Ahmadinejad sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang terang-terangan menghina dua orang sahabat Rasulullah Muhammad saw.
Kecaman dan
hinaan Ahmadinejad itu disampaikan dalam sebuah acara televisi secara langsung
di Shabaka 3, saluran televisi Iran, hanya beberapa hari sebelum pelaksanaan
pemilu Iran. Seperti yang diketahui, Iran yang berbasis Syiah ini sudah sejak
lama mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah (kaum Sunni). Di
bawah kepemimpinan Ahmadinejad, bahkan para jamaah
Sunni mengalami penderitaan yang belum pernah dialami sejak Revolusi Syiah
Rafidhah Khomeini.
Dalam acara itu, Ahmadinejad dengan lugas mengatakan bahwa Talhah dan Zubair adalah dua orang pengkhianat. “Talhah dan Zubair adalah dua orang sahabat Rasul, tapi setelah kepergian Rasul, mereka berdua kembali kepada ajaran sebelumnya dan mengikuti Muawiyah!”
Dalam acara itu, Ahmadinejad dengan lugas mengatakan bahwa Talhah dan Zubair adalah dua orang pengkhianat. “Talhah dan Zubair adalah dua orang sahabat Rasul, tapi setelah kepergian Rasul, mereka berdua kembali kepada ajaran sebelumnya dan mengikuti Muawiyah!”
Padahal dalam
sejarah, Talhah dan Zubair, dua orang sahabat Rasul itu, tak pernah
bertempur dengan Muawiyah, karena keduanya meninggal lama sebelum
peperangan Jamal di tahun ke-36 kekhalifahan Islam di mana Muawiyah menjadi
rajanya.
Pernyataan Ahmadinejad ini sudah jelas kemana arahnya, yaitu membuat sebuah perbandingan atas sahabat Rasul dulu dengan kejadian politik saat ini di Iran berkaitan dengan rivalnya Mousavi. Sebelumnya, Ahmadinejad juga sangat sering menghina sekitar 15 juta penganut Sunni di Iran. Inilah sosok asli Ahmadinejad yang merupakan musuh terbuka terhadap para sahabat Rasul.
Bukan sebagai pejuang Islam, seperti yang selama ini diduga oleh sebagian kaum muslimin dan pendukungnya yang bodoh. Mengapa demikian? Meminjam Istilah Ustadz Hartono Ahmad Jais, tidak mungkin pejuang merobohkan masjid-masjid justru seharusnya pejuang Islam membangun masjid sebagai tempat bertaqarrub kepada Allah.
Sikap Iran terhadap Islam (Sunni) lebih kejam dibanding sikap negeri-negeri kafir sekalipun. Hingga di Iran terutama ibukotanya, Teheran, tidak ada masjid Islam (Sunni). Hingga Ummat Islam (Sunni) bila berjum’atan maka ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Timur Tengah di Teheran. Tidak ada pula Madrasah Islam (Sunni). Karena semuanya sudah dihancurkan. Para ulama Sunni pun sudah disembelihi atau dibunuhi. (Lihat Ma’satu Ahlis Sunnah fi Iran, oleh Abu Sulaiman Abdul Munim bin Mahmud Al-Balusy, diindonesiakan dengan judul Kedholiman Syi’ah terhadap Ahlus Sunnah di Iran, LPPI, Jakarta, 1420H/ 1999).
Di Iran tidak ada pula anggota parlemen dari Islam (Sunni) apalagi menteri. Padahal dari Yahudi diberi prioritas jadi anggota parlemen, punya tempat-tempat ibadah (sinagog) dan sekolah-sekolah Yahudi di Iran.
Ulama Syiah terkemuka Iran, Taskhiri, pernah ditanya wartawan di satu negeri di Afrika Utara, apakah tidak boleh di Iran didirikan Masjid Islam Sunni?. Pertanyaan itu dijawab, sampai sekarang belum saatnya.
Pernyataan Ahmadinejad ini sudah jelas kemana arahnya, yaitu membuat sebuah perbandingan atas sahabat Rasul dulu dengan kejadian politik saat ini di Iran berkaitan dengan rivalnya Mousavi. Sebelumnya, Ahmadinejad juga sangat sering menghina sekitar 15 juta penganut Sunni di Iran. Inilah sosok asli Ahmadinejad yang merupakan musuh terbuka terhadap para sahabat Rasul.
Bukan sebagai pejuang Islam, seperti yang selama ini diduga oleh sebagian kaum muslimin dan pendukungnya yang bodoh. Mengapa demikian? Meminjam Istilah Ustadz Hartono Ahmad Jais, tidak mungkin pejuang merobohkan masjid-masjid justru seharusnya pejuang Islam membangun masjid sebagai tempat bertaqarrub kepada Allah.
Sikap Iran terhadap Islam (Sunni) lebih kejam dibanding sikap negeri-negeri kafir sekalipun. Hingga di Iran terutama ibukotanya, Teheran, tidak ada masjid Islam (Sunni). Hingga Ummat Islam (Sunni) bila berjum’atan maka ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Timur Tengah di Teheran. Tidak ada pula Madrasah Islam (Sunni). Karena semuanya sudah dihancurkan. Para ulama Sunni pun sudah disembelihi atau dibunuhi. (Lihat Ma’satu Ahlis Sunnah fi Iran, oleh Abu Sulaiman Abdul Munim bin Mahmud Al-Balusy, diindonesiakan dengan judul Kedholiman Syi’ah terhadap Ahlus Sunnah di Iran, LPPI, Jakarta, 1420H/ 1999).
Di Iran tidak ada pula anggota parlemen dari Islam (Sunni) apalagi menteri. Padahal dari Yahudi diberi prioritas jadi anggota parlemen, punya tempat-tempat ibadah (sinagog) dan sekolah-sekolah Yahudi di Iran.
Ulama Syiah terkemuka Iran, Taskhiri, pernah ditanya wartawan di satu negeri di Afrika Utara, apakah tidak boleh di Iran didirikan Masjid Islam Sunni?. Pertanyaan itu dijawab, sampai sekarang belum saatnya.
Ahmadinejad
sujud didepan kubur Khumanei
Demikianlah
kenyataan di Iran. Ummat Islam Sunni sekitar 20 persen namun tidak diberi
hak-haknya alias telah dirampas, dan bahkan lebih kejam dibanding sikap orang
kafir di berbagai negeri yang kenyataannya rata-rata masih ada di mana-mana
masjid Ummat Islam (Sunni). Sedang di Iran justru masjid-masjid Islam Sunni
dihancurkan, ulamanya dibunuhi. Mulutnya berkoar mengecam Yahudi, namun
tindakannya justru menikam Islam (Sunni alias Ahlus Sunnah).
Tak hanya demikian, pada masa pemerintahan Ahmadinejad perempuan-perempuan sunni yang ditahan rezim Syi’ah Iran ini mengalami penderitaan yang sangat berat dengan dimut’ah paksa oleh milisi Basij terlebih dahulu sebelum dihukum mati, karena keyakinan syi’ah mereka yang dihukum mati dalam keadaan perawan akan masuk surga, dan mereka pun tidak menginginkan surga tersebut diraih oleh perempuan sunni.
Sikap Ahmadinejad terhadap Al Aqsha
Tak hanya demikian, pada masa pemerintahan Ahmadinejad perempuan-perempuan sunni yang ditahan rezim Syi’ah Iran ini mengalami penderitaan yang sangat berat dengan dimut’ah paksa oleh milisi Basij terlebih dahulu sebelum dihukum mati, karena keyakinan syi’ah mereka yang dihukum mati dalam keadaan perawan akan masuk surga, dan mereka pun tidak menginginkan surga tersebut diraih oleh perempuan sunni.
Sikap Ahmadinejad terhadap Al Aqsha
Ahmadinejad
bersama Jafar Murtada Al Amili
Hapus peta
Israel di dunia! Itulah kata-kata Ahmadinejad yang pernah menggemparkan jagad
politik international. Sungguh berani, tapi sayangnya tidak diiringi dengan
perilaku yang serupa.
Mahmud Ahmadinejad pernah memberi hadiah kepada seorang penulis buku sekaligus seorang ulama besar Syiah abad ini, yakni Jafar Murtada Al Amili, yang telah menulis sebuah buku berjudul ”Ayna Masjid al-Aqsha?” (Di Manakah Masjid Al Aqsha?) yang intinya mengungkapkan bahwa keberadaan Masjid Al-Aqsha yang sesungguhnya bukanlah di bumi Al-Quds, melainkan di langit . Dan menganggap masjid mereka di Kuffah lebih baik dai Al-Aqsha seperti tertulis dalam kitab rujukan Syiah Biharul Anwar.Buku tersebut ditetapkan yang terbaik di Iran.
Pemberian hadiah tersebut menyiratkan bahwa, Ahmadinejad menyetujui isi buku tersebut yang menolak klaim bahwa sahabat Umar bin Khottob Ra telah membebaskan Al Aqsha dari bangsa Romawi, karena dianggap Rasulullah SAW tidak melakukan perjalanan darat ke Al Aqsha tetapi pada saat perjalanan menuju ke langit(mi’raj).
Mahmud Ahmadinejad pernah memberi hadiah kepada seorang penulis buku sekaligus seorang ulama besar Syiah abad ini, yakni Jafar Murtada Al Amili, yang telah menulis sebuah buku berjudul ”Ayna Masjid al-Aqsha?” (Di Manakah Masjid Al Aqsha?) yang intinya mengungkapkan bahwa keberadaan Masjid Al-Aqsha yang sesungguhnya bukanlah di bumi Al-Quds, melainkan di langit . Dan menganggap masjid mereka di Kuffah lebih baik dai Al-Aqsha seperti tertulis dalam kitab rujukan Syiah Biharul Anwar.Buku tersebut ditetapkan yang terbaik di Iran.
Pemberian hadiah tersebut menyiratkan bahwa, Ahmadinejad menyetujui isi buku tersebut yang menolak klaim bahwa sahabat Umar bin Khottob Ra telah membebaskan Al Aqsha dari bangsa Romawi, karena dianggap Rasulullah SAW tidak melakukan perjalanan darat ke Al Aqsha tetapi pada saat perjalanan menuju ke langit(mi’raj).
Ahmadinejad
bersama para ulama'-ulama' Syiah
Lantas
pertanyaannya, apakah mungkin Ahmadinejad akan terlibat dalam perjuangan
pembebasan masjid Al Aqsha sedangkan ia berpendapat masjid tersebut berada
diatas langit ?
Hubungan Gelap Dengan Israel
Seorang ulama Syiah mengatakan presiden Iran ingin menjalin “persahabatan dengan Israel,” . Menurut ulama Syiah Mahmud Nubia , penasehat teras atas Ahmadinejad, Esfandiar Rahim Mashaei tiga tahun lalu menyatakan bahwa Iran harus memiliki “hubungan yang bersahabat” dengan Negara Yahudi, namun Ahmadinejad menahan diri dari persoalan ini di depan umum karena pemimpin tinggi Syiah Iran Ayatollah Ali Khamenei sangat keberatan dengan hal ini.
Hubungan Gelap Dengan Israel
Seorang ulama Syiah mengatakan presiden Iran ingin menjalin “persahabatan dengan Israel,” . Menurut ulama Syiah Mahmud Nubia , penasehat teras atas Ahmadinejad, Esfandiar Rahim Mashaei tiga tahun lalu menyatakan bahwa Iran harus memiliki “hubungan yang bersahabat” dengan Negara Yahudi, namun Ahmadinejad menahan diri dari persoalan ini di depan umum karena pemimpin tinggi Syiah Iran Ayatollah Ali Khamenei sangat keberatan dengan hal ini.
Esfandiar
Rahim bersama Ahmadinejad
Nubia lebih
lanjut menyatakan bahwa Presiden Iran secara pribadi mengatakan kepadanya bahwa
ia mendukung pernyataan Mashaei, tapi tidak bisa berkata apa-apa karena
menghormati pemimpin tertinggi Syiah Iran, Ali Khamenei.
Lebih dari 200 Perusahaan Israel Menjalin Hubungan dengan Iran. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tanpa henti mengajarkan perlunya ada tindakan tegas terhadap Iran untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, namun dirinya tidak mampu untuk menghentikan perusahaan Israel dan individu Israel yang secara langsung maupun tidak langsung melakukan perdagangan dengan Iran.
Ia juga tidak bertindak tegas terhadap perusahaan internasional dan perusahaan-perusahaan Israel yang beroperasi di Iran, sambil mempertahankan kontrak besar Iran dengan perusahaan Israel – termasuk badan-badan negara seperti Electric Corporation dan Otoritas Bandara.
Sedikitnya 200 perusahaan internasional yang beroperasi di Israel memelihara hubungan perdagangan yang luas dengan Iran. Hubungan ini termasuk investasi dalam industri energi Iran, yang merupakan sumber penghasilan utama Iran dan berfungsi untuk menyalurkan dana untuk mengembangkan rudal, program nuklir dan senjata konvensional lainnya.
Lebih dari 200 Perusahaan Israel Menjalin Hubungan dengan Iran. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tanpa henti mengajarkan perlunya ada tindakan tegas terhadap Iran untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, namun dirinya tidak mampu untuk menghentikan perusahaan Israel dan individu Israel yang secara langsung maupun tidak langsung melakukan perdagangan dengan Iran.
Ia juga tidak bertindak tegas terhadap perusahaan internasional dan perusahaan-perusahaan Israel yang beroperasi di Iran, sambil mempertahankan kontrak besar Iran dengan perusahaan Israel – termasuk badan-badan negara seperti Electric Corporation dan Otoritas Bandara.
Sedikitnya 200 perusahaan internasional yang beroperasi di Israel memelihara hubungan perdagangan yang luas dengan Iran. Hubungan ini termasuk investasi dalam industri energi Iran, yang merupakan sumber penghasilan utama Iran dan berfungsi untuk menyalurkan dana untuk mengembangkan rudal, program nuklir dan senjata konvensional lainnya.
Sejatinya,
menurut Husain Ali Hasyimi, dalam tulisannya, Al-Harbul Musytarakah Iran wa
Israil bahwa sejak zaman Syiah Pahlevi, Iran telah menjalin hubungan
perdagangan dengan Zionis Yahudi. Dan hubungan dagang ini berkelanjutan hingga
setelah revolusi Syiah yang dipimpin oleh Khumaini.
Bahkan pada tahun 1980-1985, Zionis Yahudi merupakan Negara pemasok senjata terbesar ke Iran. Sandiwara “permusuhan” Iran dan Yahudi mulai terbongkar, ketika pesawat kargo Argentina yang membawa persenjataan dari Yahudi ke Iran tersesat, sehingga masuk ke wilayah Uni Soviet, dan akhirnya di tembak jatuh oleh pasukan pertahanan Uni Soviet. Dikisahkan, Iran membeli persenjataan dari Yahudi seharga 150 juta dolar Amerika, sehingga untuk mengirimkan seluruh senjata tersebut, dibutuhkan 12 kali penerbangan.
Bahkan pada tahun 1980-1985, Zionis Yahudi merupakan Negara pemasok senjata terbesar ke Iran. Sandiwara “permusuhan” Iran dan Yahudi mulai terbongkar, ketika pesawat kargo Argentina yang membawa persenjataan dari Yahudi ke Iran tersesat, sehingga masuk ke wilayah Uni Soviet, dan akhirnya di tembak jatuh oleh pasukan pertahanan Uni Soviet. Dikisahkan, Iran membeli persenjataan dari Yahudi seharga 150 juta dolar Amerika, sehingga untuk mengirimkan seluruh senjata tersebut, dibutuhkan 12 kali penerbangan.
Ronald
Regan
|
Lebih dari itu,
Amerika juga pernah terlibat skandal dengan Iran dimana Ronald Reagen, (yang
kala itu menjadi Capres) pernah berpura-pura memerangi Khomeini, akan tetapi di
belakang layar justru Amerika gencar mengirimkan senjata-senjata mutakhir untuk
memenangkan Khomeini.
Lewat investigasi berkepanjangan akhirnya skandal Iran Gate ini pun akhirnya terbongkar. Reagan dianggap menjurus pada tindakan kriminal, terlebih telah melibatkan CIA dan Partai Republik dengan seluruh kegiatannya menjalin hubungan dengan Iran. Reagan pun akhirnya membuat pernyataan resmi kepresidenan tentang hubungan AS-Iran. Dikatakan tidak ada masalah apa pun dalam hubungan kedua negara. Negeri ini juga tidak lagi memberi indikasi teror yang mengancam AS.
Semakin membingungkan memang, bagi kita yang tidak mengetahui karakter sejati Syi’ah Rafidhah. Fakta yang terungkap ini, menegaskan kembali kepada kita bahwa kesederhanaan dan keberanian Ahmadinejad dalam menghadapi barat, bukanlah hakekat sebenarnya sikap mereka.
Apalagi, Ahmadinejad memang berulangkali tertangkap basah tengah bertemu dengan para pemimpin Yahudi. Ahmadinejad memiliki hubungan yang harmonis dengan Yahudi. Semasa berada di New York, presiden Iran tersebut terlihat dengan antusias menyambut kedatangan sejumlah Rabbi Yahudi AS.
Islam sendiri mengajarkan kepada kita, bahwa untuk menilai seseorang harus memulainya dari aqidah orang tersebut terlebih dahulu, bukan hanya sekedar akhlaknya yang baik, ataupun karakternya yang sangat bersahaja.
Lewat investigasi berkepanjangan akhirnya skandal Iran Gate ini pun akhirnya terbongkar. Reagan dianggap menjurus pada tindakan kriminal, terlebih telah melibatkan CIA dan Partai Republik dengan seluruh kegiatannya menjalin hubungan dengan Iran. Reagan pun akhirnya membuat pernyataan resmi kepresidenan tentang hubungan AS-Iran. Dikatakan tidak ada masalah apa pun dalam hubungan kedua negara. Negeri ini juga tidak lagi memberi indikasi teror yang mengancam AS.
Semakin membingungkan memang, bagi kita yang tidak mengetahui karakter sejati Syi’ah Rafidhah. Fakta yang terungkap ini, menegaskan kembali kepada kita bahwa kesederhanaan dan keberanian Ahmadinejad dalam menghadapi barat, bukanlah hakekat sebenarnya sikap mereka.
Apalagi, Ahmadinejad memang berulangkali tertangkap basah tengah bertemu dengan para pemimpin Yahudi. Ahmadinejad memiliki hubungan yang harmonis dengan Yahudi. Semasa berada di New York, presiden Iran tersebut terlihat dengan antusias menyambut kedatangan sejumlah Rabbi Yahudi AS.
Islam sendiri mengajarkan kepada kita, bahwa untuk menilai seseorang harus memulainya dari aqidah orang tersebut terlebih dahulu, bukan hanya sekedar akhlaknya yang baik, ataupun karakternya yang sangat bersahaja.
Karikatur
Skandal Iran Gate
Karena jika
hanya menilai dari atribut kepribadian, maka banyak orang-orang kafir yang
memiliki pula kebaikan yang hebat terhadap kemanusiaan. Sebutlah Bunda Theresa
yang menjadi symbol pembelaan terhadap orang-orang lema di India.
Keutamaan dan derajat seseorang didalam Islam, diukur dari aqidah dan tauhid orang tersebut kepada Allah SWT. Sebanyak apapun seseorang melakukan kebaikan, tetapi jika tidak memiliki iman, maka amal mereka seperti debu dimata Allah SWT.
Inilah sosok sejati Ahmadinejad, yang mungkin anda pernah kagumi???. Akan tetapi, sebagai seorang Rafidi dan keturunan Yahudi. Ia bertaqiyyah menyembunyikan permusuhan terhadap Islam hingga kini. Wallahu’alam bisshowab.
Keutamaan dan derajat seseorang didalam Islam, diukur dari aqidah dan tauhid orang tersebut kepada Allah SWT. Sebanyak apapun seseorang melakukan kebaikan, tetapi jika tidak memiliki iman, maka amal mereka seperti debu dimata Allah SWT.
Inilah sosok sejati Ahmadinejad, yang mungkin anda pernah kagumi???. Akan tetapi, sebagai seorang Rafidi dan keturunan Yahudi. Ia bertaqiyyah menyembunyikan permusuhan terhadap Islam hingga kini. Wallahu’alam bisshowab.
sekedar
tambahan : Israel juga pernah membantu Iran ,dengan mengebom dan
menghancurkan reaktor nuklir Irak di dekat baghdad,irak sehingga
semakin menyulitkan posisi irak melawan iran (lihat no.99 Perang iran - Irak ,
hal 205 di buku 100 peperangan yg berpengaruh di dalam sejarah dunia
karya S.W Crompton)
Siapa Sebenarnya Ahmadinejad? (1): Bernama Belakang Yahudi
Di dunia sekarang ini, hanya ada tiga nama yang sering sekali melekat di kaos oblong dan buku-buku pergerakan. Usamah bin Laden, Che Guevara, dan Mahmoud Ahmadinejad. Usamah sejak sekitar tahun yang lalu telah diberitakan tiada, tewas oleh Amerika, namun tentara-tentara Negara Paman Sam itu masih terus berada di Afghanistan dengan dalih yang sama; memberantas teroris.Sedangkan Che Guevara, walau tidak sekencang dahulu, namun sosoknya begitu lengket di benak dan ideologi para kaum gerakan kiri. Walau satu dua, Che selalu ada dimana-mana.
Sosok satu lagi adalah Ahmadinejad. Dalam kurun waktu 8 tahun belakangan ini Ahmadinejad tiba-tiba saja “digilai” oleh begitu banyak para pemuda Islam. Ia dianggap sebagai cerminan seorang pemimpin yang sederhana dan bersahaja, taat terhadap ajaran agamanya. Yang paling penting, Ahmadinejad dianggap sangat vokal terhadap Amerika Serikat dan Israel—dua negara yang selama ini dianggap sebagai pihak yang selalu berseberangan dengan Islam.
Akhirnya, para pemuda Islam ini menapikan kenyataan bahwa Ahmadinejad adalah seorang presiden Iran. Dan presiden Iran kita tahu, ia harus seorang Syiah. Selama ini, media Barat memosisikan bahwa Syiah adalah salah satu aliran atau sekte dari Islam. Padahal kenyataannya, Syiah ya Syiah. Islam ya Islam. Keduanya berbeda sangat dalam secara ideologis dan pemahaman.
Satu persatu para pemuda Islam yang mulai memahami peta Iran di Timur Tengah, dan bagaimana hasadnya Syiah terhadap Islam—tak peduli darimana Islam itu berasal, baik Sunni ataupun lainnya, mulai meninggalkan Ahmadinejad sebagai sosok panutan. Yang tersisa dari para pengagum Ahmadinejad kemudian hanya dua kelompok saja. Pertama, mereka yang juga menganut Syiah sebagai keyakinan. Kedua, para pemuda yang tak membaca banyak tentang kongkalingkong Iran-Amerika-Israel.
Siapa Sebenarnya Ahmadinejad Ini?
Menjelang pemilihan umum Maret 2008, ada sebuah berita yang mengejutkan. Telegraph.co.uk—harian berita dari Inggris—memuat sebuah foto Ahmadinejad sambil mengangkat kartu identitasnya selama pemilihan umum. Entah bagaimana, kartu identitas itu tercium memiliki akar Yahudi. Berita itu kemudian menjadi bahan sorotan khusus sejumlah media di Indonesia.
Menurut klaim Telegraph, dokumen close-up itu mengungkapkan bahwa Ahmadinejad sebelumnya dikenal sebagai Sabourjian—atau artinya kurang lebih tukang kain tenun dalam arti nama bahasa Yahudi. Telegraph, melaporkan, sebuah catatan pendek yang tertulis di kartu itu menunjukkan keluarganya berubah nama menjadi Ahmadinejad, ketika memeluk Islam setelah kelahirannya. Sabourjian berasal dari Aradan, tempat kelahiran Ahmadinejad, dan nama itu diturunkan dari “penenun dari Sabour”, nama untuk selendang Tallit Yahudi di Persia. Nama ini, ada dalam daftar nama cipta untuk orang Yahudi di Iran, menurut Departemen Dalam Negeri Iran.
Ali Nourizadeh, dari Pusat Studi Arab dan Iran, mengatakan: “Aspek latar belakang Ahmadinejad menjelaskan banyak tentang dirinya. Dengan membuat pernyataan-pernyataan anti-Israel, ia sedang mencoba untuk menumpahkan kecurigaan tentang hubungannya dengan Yahudi. Ia merasa rentan dalam masyarakat Syiah yang radikal.”
Seorang ahli yang berpusat di London Yahudi Iran mengatakan, “Dia telah mengubah namanya karena alasan agama, atau setidaknya orangtuanya.” Sabourjian dikenal sebagai nama Yahudi di Iran. Seorang jurubicara kedutaan Israel di London, Ron Gidor, mengatakan bahwa, “Ini bukan sesuatu yang akan kami bicarakan.”
Ahmadinejad tidak menyangkal namanya berubah ketika keluarganya pindah ke Teheran pada tahun 1950-an. Tapi dia tidak pernah mengungkapkan perubahan berhubungan dengan pergantian keyakinan. Ahmadinejad tumbuh menjadi insinyur yang memenuhi syarat dengan gelar doktor dalam manajemen. Sebelum terjun jadi politisi, Ahmadinejad bertugas sebagai tentara pada Pengawal Revolusi.
Menanggapi pemberitaan di atas, Irman Abdurrahman, seorang analis independen, dalam sebuah catatan lepasnya menulis, “Dalam kamus kelompok sayap kanan pro-Israel, ada dua cara membunuh karakter musuh mereka. Pertama, menuduh orang itu sebagai anti-Semit (anti-Yahudi). Kedua, menebar isu bahwa orang itu berdarah Yahudi yang membenci Yahudi (self-hating Jew). Dan, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad adalah target terbaru mereka.”
Rumor Ahmadinejad seorang Yahudi sebenarnya bukan hal baru. Pada awal 2009, Radio Liberty/Radio Free Europe pernah memuat isu yang sama dengan berlandaskan tulisan blog orang Iran yang anti-Ahmadinejad. Selain itu, semua penulis biografi Ahmadinejad telah secara rinci menulis tentang keluarganya. Alhasil, nama “Sabourjian” bukanlah rahasia lagi yang menuntut media sekelas Telegraph untuk membuktikannya dengan meng-”close-up” KTP Ahmadinejad.
Sementara itu, Qanaatgar, seorang warga Iran ketika ditanya masalah ini oleh wartawan IRIB Bahasa Indonesia mengatakan, “Ada kemungkinan bahwa Saburjian itu adalah nama paswand. Istilah paswand itu berbeda dengan nama khanevadeh (nama famili).” Menurut Qanaatqar, nama pasvand jarang sekali dipakai di Iran, bahkan bisa jadi hanya 10 persen warga Iran yang menggunakannya. Nama pasvand kadang berhubungan dengan latarbelakang seseorang, yang bisa jadi itu adalah nama pekerajaan nenek moyangnya atau tempat tinggalnya.”
Nama Tak Penting, Tapi Aqidah Penting
Seperti kata Shakespeare, apalah arti sebuah nama, maka sebenarnya tak terlalu penting sekarang ini mempermasalahkan nama belakang Ahmadinejad. Yang justru menjadi persoalan krusial bagi kaum (generasi muda) Muslim ketika hendak menilai dan menjadikan seseorang menjadi anutan, adalah aqidah Islamnya. Banyak tokoh yang baik, berprestasi dan penting di dunia ini, tapi mereka bukan orang Islam. Dalam hal ini, orang Syiah juga bukan orang Islam.
Walau bagaimanapun Rasulullah Muhammad saw adalah satu wacana besar yang sudah teruji oleh siapapun dan sejarah manapun. Dan begitu juga dengan orang-orang shaleh yang telah tiada setelahnya. Mengidolakan seseorang yang masih hidup sekarang ini, jauh dari kita, dan dengan informasi dunia yang sumir ini, hanya rapuh belaka. [sa/islampos/telegraph/eramuslim/Wikipedia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar