Selasa, 20 Mei 2014

Paganisme di Berbagai Belahan Dunia

Pagan, berasal dari istilah latin yaitu paganus, yang berarti “desa”, rustic, atau “sebuah negara”. Paganus merupakan kata sifat. Sebagai kata kerja, paganus berarti penghuni suatu negara, atau penduduk. Pengembangan semantik post-classical membuat pengertian pagan menjadi berbeda. Perubahan pengertian dari pagan ini masih menjadi kontroversial, tetapi bukti tertua perubahan makna pagan terjadi pada abad ke 4 masehi.
Saat ini, pagan dikenal dalam bentuk paganisme, yang berarti istilah yang digunakan untuk tradisi kepercayaan yang melibatkan politeistik atau masyarakat pribumi.
Istilah ini seringkali muncul dalam sejarah, yang mengacu pada politeisme Greco-Roman dan berbagai politeisme lainnya yang menyebar di Eropa dan Afrika Utara sebelum era kristenisasi. Dalam bagian yang lebih luas, pagan juga termasuk pada agama yang terdapat di timur dan berbagai tradisi lokal di Amerika, Asia Tengah, Australia, dan Afrika. Atau dapat juga diistilahkan sebagai kepercayaan non-abrahamik, menurut beberapa ahli sejarah. Karakteristik dari tradisi pagan adalah ketiadaan pendakwah agama dan kehadiran agama sebagai mitos kehidupan yang mengajarkan penerapan religi.
Pagan masih tetap ada hingga zaman sekarang, tidak hanya dalam bentuk warisan budaya bahkan berbentuk kepercayaan yang dianut secara utuh oleh masyarakat. Paganisme mengalami evolusi menjadi Neopaganisme yang menyusun ulang kepercayaan mereka menjadi agama yang terstruktur.
Perkembangan Aliran Pagan di Berbagai Negara
Neopaganisme di Amerika Serikat merupakan jenis aliran yang dianut oleh 0,2% populasi Amerika Serikat. Di Isilandia, anggota dari aliran pagan Ásatrúarfélagið terhitung sejumlah 0,4% dari total populasi yang berarti terdapat ribuan orang yang bergabung ke dalam aliran tersebut. Di Lithuania, banyak orang yang menerapkan Romuva, kepercayaan masyarakat lokal yang dianut sebelum munculnya Kristen. Di negara berbasis anglo saxon, misalnya Australia, Odinisme (kepercayaan terhadap dewa Odin) telah berdiri sebagai kepercayaan yang formal sejak era 1930-an.
Pagan yang Masih Dianut Masyarakat Modern
  1. Cultus Deorum Romanorum
    Aliran pemujaan terhadap dewa-dewi romawi. Ritual yang mereka lakukan meliputi penyiapan lararium atau altar di rumah mereka dimana akan digunakan untuk memberikan persembahan dan pemujaan kepada dewa mereka.
  2. Hellenic polytheism
    Aliran pemujaan terhadap dewa-dewi yunani. Mereka melakukan ritual dengan menggelar altar yang terdiri dari satu, atau beberapa, dewa. Ritual yang dilakukan berupa persembahan seperti makanan, minuman, dan barang-barang berharga. Terkadang hewan juga merupakan objek persembahan kepada dewa.
  3. Rodnovery
    Rodnovery merupakan kelompok politeistik modern untuk menghidupkan kembali kepercayaan etnis slavia. Konsep utama dari kepercayaan ini merupakan keseimbangan alam dimana kepercayaan mereka disimbolkan dengan unsur natural berupa pohon, petir, matahari, dan bulan. Aliran ini masih dianut oleh beberapa masyarakat slavia seperti Rusia, Polandia, Ukraina, Slovenia, Slovenia, Ceko, Bosnia, dan negara-negara slavia lainnya dalam berbagai bentuk kepercayaan dan ritual.
  4. Germanic Neopaganism
    Aliran yang dianut ras germanik yang memuja dewa-dewi yang merepresentasikan alam semesta. Awalnya berkembang di Jerman dan Austria, kemudian menyebar di negara-negara germanik seperti Inggris raya, dataran Skandinavia, Amerika Serikat, dan Australia. Ritual yang dilakukan dapat berupa persembahan darah hewan, doa bersama, dan pemujaan di altar.
  5. Wicca
    Wicca merupakan aliran pagan yang modern. Aliran ini dikembangkan di Inggris dan diperkenalkan pada pertengahan abad ke 20 oleh Gerald Garner. Ajaran Wicca dapat dikategorikan sebagai ajaran sihir dimana konsep yang dianut merupakan pengembangan dari ajiran pagan kuno. Wicca tidak memiliki konsep yang terpusat dan membuat ajaran ini terpencar ke berbagai aliran.
    Ritual yang diterapkan pada aliran wicca selalu terkait sihir, mulai dari sihir lemah hingga sihir tradisional. Selain ritual, Wicca juga memiliki beberapa hari raya yang secara umum dikenal sebagai Sabbat.
  6. Neo-Druidism
    Neo-Druidism merupakan aliran yang mengajarkan keseimbangan dan pemujaan terhadap alam semesta, dan bertanggungjawab terhadap berbagai hal yang terjadi di lingkungan. Ajaran Neo-Druidism menggunakan organisasi persaudaraan seperti Freemasonry. Ritual yang dilakukan berlangsung di alam terbuka pada siang hari. Terkadang mereka melakukan ritual di ruang tertutup pada malam hari. Mereka juga melakukan ritual dalam karya dan pertunjukan seni seperti pertunjukan musik dan puisi.
  7. Haitian Vodou
    Aliran ini dikenal juga dengan sebutan Voodoo, merupakan aliran yang dianut masyarakat Haiti atau perantauannya. Vodouist percaya pada Dewa pencipta yang jauh dan tidak diketahui bernama Bondye. Haitian Vodou memiliki kuil ritual bernama Hounfour. Mereka menyiapkan altar dan persembahan berupa makanan kepada dewa mereka.
  8. Romuva
    Romuva merupakan organisasi religius etnis Baltik, yang mengajarkan ritual masyarakat Lithuania sebelum era kristenisasi. Penganut Romuva melakukan ritual di aukuras atau “altar berapi”. Partisipan mencuci tangan dan wajah mereka sebelum menyentuh Aukuras dan kemudian bernyanyi himne ritual ketika batu tersebut diangkat.
    Kebanyakan himne ritual berasal dari tradisi kuno masyarakat Lithuania untuk melakukan pemujaan dewa-dewa mereka. Romuva modern merekonstruksi ritual berdasarkan sumber ritual tertulis. Beberapa himne dari pemujaan dewa-dewa tersebut masih bertahan hingga kini.
  9. Discordianism
    Discordianism merupakan agama dan cabang filsafat yang berasal dari pemujaan Eris, dewi kerusakan pada era Greco-Roman. Ajaran Discordianism memiliki kesamaan konsep dengan Zen dan filsafat taoisme. Dokumen paling penting dalam pendirian Discordianisme berasal dari Principia Discordia. Buku ini berisikan banyak referensi dari sumber sebelumnya yaitu The Honest Book of Truth. Aliran ini kemudian banyak diungkap dalam karya tulis populer seperti The Illuminatus! Trilogy, The Dark Tower, dan karya-karya tulis populer lainnya.
Masih banyak aliran pagan lainnya yang masih berkembang di berbagai negara. Namun beberapa aliran dianggap sebagai kepercayaan dan tidak mendapatkan pengakuan sebagai agama, berbeda dengan paganisme yang merupakan agama dan kepercayaan masyarakat kuno. Masih terdapat perdebatan apakah Freemasonry, Rossicrusian, Theosophy, dan aliran sejenisnya dapat dikategorikan sebagai paganisme mengingat organisasi-organisasi tersebut memperbolehkan orang-orang dari berbagai agama yang dianut untuk bergabung. Di Indonesia, paganisme asli masyarakat Indonesia belum diakui sebagai agama sehingga penganut paganisme di Indonesia tidak mengakui kepercayaan paganisme mereka sebagai agama dan menganggap hal tersebut sebagai kepercayaan.
- See more at: http://www.bglconline.com/2013/03/budaya-pagan-di-era-modern/#sthash.cjrwyFlA.dpuf

Pagan, berasal dari istilah latin yaitu paganus, yang berarti “desa”, rustic, atau “sebuah negara”. Paganus merupakan kata sifat. Sebagai kata kerja, paganus berarti penghuni suatu negara, atau penduduk. Pengembangan semantik post-classical membuat pengertian pagan menjadi berbeda. Perubahan pengertian dari pagan ini masih menjadi kontroversial, tetapi bukti tertua perubahan makna pagan terjadi pada abad ke 4 masehi.
Saat ini, pagan dikenal dalam bentuk paganisme, yang berarti istilah yang digunakan untuk tradisi kepercayaan yang melibatkan politeistik atau masyarakat pribumi.
Istilah ini seringkali muncul dalam sejarah, yang mengacu pada politeisme Greco-Roman dan berbagai politeisme lainnya yang menyebar di Eropa dan Afrika Utara sebelum era kristenisasi. Dalam bagian yang lebih luas, pagan juga termasuk pada agama yang terdapat di timur dan berbagai tradisi lokal di Amerika, Asia Tengah, Australia, dan Afrika. Atau dapat juga diistilahkan sebagai kepercayaan non-abrahamik, menurut beberapa ahli sejarah. Karakteristik dari tradisi pagan adalah ketiadaan pendakwah agama dan kehadiran agama sebagai mitos kehidupan yang mengajarkan penerapan religi.
Pagan masih tetap ada hingga zaman sekarang, tidak hanya dalam bentuk warisan budaya bahkan berbentuk kepercayaan yang dianut secara utuh oleh masyarakat. Paganisme mengalami evolusi menjadi Neopaganisme yang menyusun ulang kepercayaan mereka menjadi agama yang terstruktur.
Perkembangan Aliran Pagan di Berbagai Negara
Neopaganisme di Amerika Serikat merupakan jenis aliran yang dianut oleh 0,2% populasi Amerika Serikat. Di Isilandia, anggota dari aliran pagan Ásatrúarfélagið terhitung sejumlah 0,4% dari total populasi yang berarti terdapat ribuan orang yang bergabung ke dalam aliran tersebut. Di Lithuania, banyak orang yang menerapkan Romuva, kepercayaan masyarakat lokal yang dianut sebelum munculnya Kristen. Di negara berbasis anglo saxon, misalnya Australia, Odinisme (kepercayaan terhadap dewa Odin) telah berdiri sebagai kepercayaan yang formal sejak era 1930-an.
Pagan yang Masih Dianut Masyarakat Modern
  1. Cultus Deorum Romanorum
    Aliran pemujaan terhadap dewa-dewi romawi. Ritual yang mereka lakukan meliputi penyiapan lararium atau altar di rumah mereka dimana akan digunakan untuk memberikan persembahan dan pemujaan kepada dewa mereka.
  2. Hellenic polytheism
    Aliran pemujaan terhadap dewa-dewi yunani. Mereka melakukan ritual dengan menggelar altar yang terdiri dari satu, atau beberapa, dewa. Ritual yang dilakukan berupa persembahan seperti makanan, minuman, dan barang-barang berharga. Terkadang hewan juga merupakan objek persembahan kepada dewa.
  3. Rodnovery
    Rodnovery merupakan kelompok politeistik modern untuk menghidupkan kembali kepercayaan etnis slavia. Konsep utama dari kepercayaan ini merupakan keseimbangan alam dimana kepercayaan mereka disimbolkan dengan unsur natural berupa pohon, petir, matahari, dan bulan. Aliran ini masih dianut oleh beberapa masyarakat slavia seperti Rusia, Polandia, Ukraina, Slovenia, Slovenia, Ceko, Bosnia, dan negara-negara slavia lainnya dalam berbagai bentuk kepercayaan dan ritual.
  4. Germanic Neopaganism
    Aliran yang dianut ras germanik yang memuja dewa-dewi yang merepresentasikan alam semesta. Awalnya berkembang di Jerman dan Austria, kemudian menyebar di negara-negara germanik seperti Inggris raya, dataran Skandinavia, Amerika Serikat, dan Australia. Ritual yang dilakukan dapat berupa persembahan darah hewan, doa bersama, dan pemujaan di altar.
  5. Wicca
    Wicca merupakan aliran pagan yang modern. Aliran ini dikembangkan di Inggris dan diperkenalkan pada pertengahan abad ke 20 oleh Gerald Garner. Ajaran Wicca dapat dikategorikan sebagai ajaran sihir dimana konsep yang dianut merupakan pengembangan dari ajiran pagan kuno. Wicca tidak memiliki konsep yang terpusat dan membuat ajaran ini terpencar ke berbagai aliran.
    Ritual yang diterapkan pada aliran wicca selalu terkait sihir, mulai dari sihir lemah hingga sihir tradisional. Selain ritual, Wicca juga memiliki beberapa hari raya yang secara umum dikenal sebagai Sabbat.
  6. Neo-Druidism
    Neo-Druidism merupakan aliran yang mengajarkan keseimbangan dan pemujaan terhadap alam semesta, dan bertanggungjawab terhadap berbagai hal yang terjadi di lingkungan. Ajaran Neo-Druidism menggunakan organisasi persaudaraan seperti Freemasonry. Ritual yang dilakukan berlangsung di alam terbuka pada siang hari. Terkadang mereka melakukan ritual di ruang tertutup pada malam hari. Mereka juga melakukan ritual dalam karya dan pertunjukan seni seperti pertunjukan musik dan puisi.
  7. Haitian Vodou
    Aliran ini dikenal juga dengan sebutan Voodoo, merupakan aliran yang dianut masyarakat Haiti atau perantauannya. Vodouist percaya pada Dewa pencipta yang jauh dan tidak diketahui bernama Bondye. Haitian Vodou memiliki kuil ritual bernama Hounfour. Mereka menyiapkan altar dan persembahan berupa makanan kepada dewa mereka.
  8. Romuva
    Romuva merupakan organisasi religius etnis Baltik, yang mengajarkan ritual masyarakat Lithuania sebelum era kristenisasi. Penganut Romuva melakukan ritual di aukuras atau “altar berapi”. Partisipan mencuci tangan dan wajah mereka sebelum menyentuh Aukuras dan kemudian bernyanyi himne ritual ketika batu tersebut diangkat.
    Kebanyakan himne ritual berasal dari tradisi kuno masyarakat Lithuania untuk melakukan pemujaan dewa-dewa mereka. Romuva modern merekonstruksi ritual berdasarkan sumber ritual tertulis. Beberapa himne dari pemujaan dewa-dewa tersebut masih bertahan hingga kini.
  9. Discordianism
    Discordianism merupakan agama dan cabang filsafat yang berasal dari pemujaan Eris, dewi kerusakan pada era Greco-Roman. Ajaran Discordianism memiliki kesamaan konsep dengan Zen dan filsafat taoisme. Dokumen paling penting dalam pendirian Discordianisme berasal dari Principia Discordia. Buku ini berisikan banyak referensi dari sumber sebelumnya yaitu The Honest Book of Truth. Aliran ini kemudian banyak diungkap dalam karya tulis populer seperti The Illuminatus! Trilogy, The Dark Tower, dan karya-karya tulis populer lainnya.
Masih banyak aliran pagan lainnya yang masih berkembang di berbagai negara. Namun beberapa aliran dianggap sebagai kepercayaan dan tidak mendapatkan pengakuan sebagai agama, berbeda dengan paganisme yang merupakan agama dan kepercayaan masyarakat kuno. Masih terdapat perdebatan apakah Freemasonry, Rossicrusian, Theosophy, dan aliran sejenisnya dapat dikategorikan sebagai paganisme mengingat organisasi-organisasi tersebut memperbolehkan orang-orang dari berbagai agama yang dianut untuk bergabung. Di Indonesia, paganisme asli masyarakat Indonesia belum diakui sebagai agama sehingga penganut paganisme di Indonesia tidak mengakui kepercayaan paganisme mereka sebagai agama dan menganggap hal tersebut sebagai kepercayaan.
- See more at: http://www.bglconline.com/2013/03/budaya-pagan-di-era-modern/#sthash.cjrwyFlA.dpuf

Paganisme di Berbagai Belahan Dunia



  • 11
     
    Share
paganism
Pagan, berasal dari istilah latin yaitu paganus, yang berarti “desa”, rustic, atau “sebuah negara”. Paganus merupakan kata sifat. Sebagai kata kerja, paganus berarti penghuni suatu negara, atau penduduk. Pengembangan semantik post-classical membuat pengertian pagan menjadi berbeda. Perubahan pengertian dari pagan ini masih menjadi kontroversial, tetapi bukti tertua perubahan makna pagan terjadi pada abad ke 4 masehi.
Saat ini, pagan dikenal dalam bentuk paganisme, yang berarti istilah yang digunakan untuk tradisi kepercayaan yang melibatkan politeistik atau masyarakat pribumi.
Istilah ini seringkali muncul dalam sejarah, yang mengacu pada politeisme Greco-Roman dan berbagai politeisme lainnya yang menyebar di Eropa dan Afrika Utara sebelum era kristenisasi. Dalam bagian yang lebih luas, pagan juga termasuk pada agama yang terdapat di timur dan berbagai tradisi lokal di Amerika, Asia Tengah, Australia, dan Afrika. Atau dapat juga diistilahkan sebagai kepercayaan non-abrahamik, menurut beberapa ahli sejarah. Karakteristik dari tradisi pagan adalah ketiadaan pendakwah agama dan kehadiran agama sebagai mitos kehidupan yang mengajarkan penerapan religi.
Pagan masih tetap ada hingga zaman sekarang, tidak hanya dalam bentuk warisan budaya bahkan berbentuk kepercayaan yang dianut secara utuh oleh masyarakat. Paganisme mengalami evolusi menjadi Neopaganisme yang menyusun ulang kepercayaan mereka menjadi agama yang terstruktur.
Perkembangan Aliran Pagan di Berbagai Negara
Neopaganisme di Amerika Serikat merupakan jenis aliran yang dianut oleh 0,2% populasi Amerika Serikat. Di Isilandia, anggota dari aliran pagan Ásatrúarfélagið terhitung sejumlah 0,4% dari total populasi yang berarti terdapat ribuan orang yang bergabung ke dalam aliran tersebut. Di Lithuania, banyak orang yang menerapkan Romuva, kepercayaan masyarakat lokal yang dianut sebelum munculnya Kristen. Di negara berbasis anglo saxon, misalnya Australia, Odinisme (kepercayaan terhadap dewa Odin) telah berdiri sebagai kepercayaan yang formal sejak era 1930-an.
Pagan yang Masih Dianut Masyarakat Modern
  1. Cultus Deorum Romanorum
    Aliran pemujaan terhadap dewa-dewi romawi. Ritual yang mereka lakukan meliputi penyiapan lararium atau altar di rumah mereka dimana akan digunakan untuk memberikan persembahan dan pemujaan kepada dewa mereka.
  2. Hellenic polytheism
    Aliran pemujaan terhadap dewa-dewi yunani. Mereka melakukan ritual dengan menggelar altar yang terdiri dari satu, atau beberapa, dewa. Ritual yang dilakukan berupa persembahan seperti makanan, minuman, dan barang-barang berharga. Terkadang hewan juga merupakan objek persembahan kepada dewa.
  3. Rodnovery
    Rodnovery merupakan kelompok politeistik modern untuk menghidupkan kembali kepercayaan etnis slavia. Konsep utama dari kepercayaan ini merupakan keseimbangan alam dimana kepercayaan mereka disimbolkan dengan unsur natural berupa pohon, petir, matahari, dan bulan. Aliran ini masih dianut oleh beberapa masyarakat slavia seperti Rusia, Polandia, Ukraina, Slovenia, Slovenia, Ceko, Bosnia, dan negara-negara slavia lainnya dalam berbagai bentuk kepercayaan dan ritual.
  4. Germanic Neopaganism
    Aliran yang dianut ras germanik yang memuja dewa-dewi yang merepresentasikan alam semesta. Awalnya berkembang di Jerman dan Austria, kemudian menyebar di negara-negara germanik seperti Inggris raya, dataran Skandinavia, Amerika Serikat, dan Australia. Ritual yang dilakukan dapat berupa persembahan darah hewan, doa bersama, dan pemujaan di altar.
  5. Wicca
    Wicca merupakan aliran pagan yang modern. Aliran ini dikembangkan di Inggris dan diperkenalkan pada pertengahan abad ke 20 oleh Gerald Garner. Ajaran Wicca dapat dikategorikan sebagai ajaran sihir dimana konsep yang dianut merupakan pengembangan dari ajiran pagan kuno. Wicca tidak memiliki konsep yang terpusat dan membuat ajaran ini terpencar ke berbagai aliran.
    Ritual yang diterapkan pada aliran wicca selalu terkait sihir, mulai dari sihir lemah hingga sihir tradisional. Selain ritual, Wicca juga memiliki beberapa hari raya yang secara umum dikenal sebagai Sabbat.
  6. Neo-Druidism
    Neo-Druidism merupakan aliran yang mengajarkan keseimbangan dan pemujaan terhadap alam semesta, dan bertanggungjawab terhadap berbagai hal yang terjadi di lingkungan. Ajaran Neo-Druidism menggunakan organisasi persaudaraan seperti Freemasonry. Ritual yang dilakukan berlangsung di alam terbuka pada siang hari. Terkadang mereka melakukan ritual di ruang tertutup pada malam hari. Mereka juga melakukan ritual dalam karya dan pertunjukan seni seperti pertunjukan musik dan puisi.
  7. Haitian Vodou
    Aliran ini dikenal juga dengan sebutan Voodoo, merupakan aliran yang dianut masyarakat Haiti atau perantauannya. Vodouist percaya pada Dewa pencipta yang jauh dan tidak diketahui bernama Bondye. Haitian Vodou memiliki kuil ritual bernama Hounfour. Mereka menyiapkan altar dan persembahan berupa makanan kepada dewa mereka.
  8. Romuva
    Romuva merupakan organisasi religius etnis Baltik, yang mengajarkan ritual masyarakat Lithuania sebelum era kristenisasi. Penganut Romuva melakukan ritual di aukuras atau “altar berapi”. Partisipan mencuci tangan dan wajah mereka sebelum menyentuh Aukuras dan kemudian bernyanyi himne ritual ketika batu tersebut diangkat.
    Kebanyakan himne ritual berasal dari tradisi kuno masyarakat Lithuania untuk melakukan pemujaan dewa-dewa mereka. Romuva modern merekonstruksi ritual berdasarkan sumber ritual tertulis. Beberapa himne dari pemujaan dewa-dewa tersebut masih bertahan hingga kini.
  9. Discordianism
    Discordianism merupakan agama dan cabang filsafat yang berasal dari pemujaan Eris, dewi kerusakan pada era Greco-Roman. Ajaran Discordianism memiliki kesamaan konsep dengan Zen dan filsafat taoisme. Dokumen paling penting dalam pendirian Discordianisme berasal dari Principia Discordia. Buku ini berisikan banyak referensi dari sumber sebelumnya yaitu The Honest Book of Truth. Aliran ini kemudian banyak diungkap dalam karya tulis populer seperti The Illuminatus! Trilogy, The Dark Tower, dan karya-karya tulis populer lainnya.
Masih banyak aliran pagan lainnya yang masih berkembang di berbagai negara. Namun beberapa aliran dianggap sebagai kepercayaan dan tidak mendapatkan pengakuan sebagai agama, berbeda dengan paganisme yang merupakan agama dan kepercayaan masyarakat kuno. Masih terdapat perdebatan apakah Freemasonry, Rossicrusian, Theosophy, dan aliran sejenisnya dapat dikategorikan sebagai paganisme mengingat organisasi-organisasi tersebut memperbolehkan orang-orang dari berbagai agama yang dianut untuk bergabung. Di Indonesia, paganisme asli masyarakat Indonesia belum diakui sebagai agama sehingga penganut paganisme di Indonesia tidak mengakui kepercayaan paganisme mereka sebagai agama dan menganggap hal tersebut sebagai kepercayaan.
- See more at: http://www.bglconline.com/2013/03/budaya-pagan-di-era-modern/#sthash.HT8ogETv.dpuf

Paganisme di Berbagai Belahan Dunia




  • 11
    Share
paganism
Pagan, berasal dari istilah latin yaitu paganus, yang berarti “desa”, rustic, atau “sebuah negara”. Paganus merupakan kata sifat. Sebagai kata kerja, paganus berarti penghuni suatu negara, atau penduduk. Pengembangan semantik post-classical membuat pengertian pagan menjadi berbeda. Perubahan pengertian dari pagan ini masih menjadi kontroversial, tetapi bukti tertua perubahan makna pagan terjadi pada abad ke 4 masehi.
Saat ini, pagan dikenal dalam bentuk paganisme, yang berarti istilah yang digunakan untuk tradisi kepercayaan yang melibatkan politeistik atau masyarakat pribumi.
Istilah ini seringkali muncul dalam sejarah, yang mengacu pada politeisme Greco-Roman dan berbagai politeisme lainnya yang menyebar di Eropa dan Afrika Utara sebelum era kristenisasi. Dalam bagian yang lebih luas, pagan juga termasuk pada agama yang terdapat di timur dan berbagai tradisi lokal di Amerika, Asia Tengah, Australia, dan Afrika. Atau dapat juga diistilahkan sebagai kepercayaan non-abrahamik, menurut beberapa ahli sejarah. Karakteristik dari tradisi pagan adalah ketiadaan pendakwah agama dan kehadiran agama sebagai mitos kehidupan yang mengajarkan penerapan religi.
Pagan masih tetap ada hingga zaman sekarang, tidak hanya dalam bentuk warisan budaya bahkan berbentuk kepercayaan yang dianut secara utuh oleh masyarakat. Paganisme mengalami evolusi menjadi Neopaganisme yang menyusun ulang kepercayaan mereka menjadi agama yang terstruktur.
Perkembangan Aliran Pagan di Berbagai Negara
Neopaganisme di Amerika Serikat merupakan jenis aliran yang dianut oleh 0,2% populasi Amerika Serikat. Di Isilandia, anggota dari aliran pagan Ásatrúarfélagið terhitung sejumlah 0,4% dari total populasi yang berarti terdapat ribuan orang yang bergabung ke dalam aliran tersebut. Di Lithuania, banyak orang yang menerapkan Romuva, kepercayaan masyarakat lokal yang dianut sebelum munculnya Kristen. Di negara berbasis anglo saxon, misalnya Australia, Odinisme (kepercayaan terhadap dewa Odin) telah berdiri sebagai kepercayaan yang formal sejak era 1930-an.
Pagan yang Masih Dianut Masyarakat Modern
  1. Cultus Deorum Romanorum
    Aliran pemujaan terhadap dewa-dewi romawi. Ritual yang mereka lakukan meliputi penyiapan lararium atau altar di rumah mereka dimana akan digunakan untuk memberikan persembahan dan pemujaan kepada dewa mereka.
  2. Hellenic polytheism
    Aliran pemujaan terhadap dewa-dewi yunani. Mereka melakukan ritual dengan menggelar altar yang terdiri dari satu, atau beberapa, dewa. Ritual yang dilakukan berupa persembahan seperti makanan, minuman, dan barang-barang berharga. Terkadang hewan juga merupakan objek persembahan kepada dewa.
  3. Rodnovery
    Rodnovery merupakan kelompok politeistik modern untuk menghidupkan kembali kepercayaan etnis slavia. Konsep utama dari kepercayaan ini merupakan keseimbangan alam dimana kepercayaan mereka disimbolkan dengan unsur natural berupa pohon, petir, matahari, dan bulan. Aliran ini masih dianut oleh beberapa masyarakat slavia seperti Rusia, Polandia, Ukraina, Slovenia, Slovenia, Ceko, Bosnia, dan negara-negara slavia lainnya dalam berbagai bentuk kepercayaan dan ritual.
  4. Germanic Neopaganism
    Aliran yang dianut ras germanik yang memuja dewa-dewi yang merepresentasikan alam semesta. Awalnya berkembang di Jerman dan Austria, kemudian menyebar di negara-negara germanik seperti Inggris raya, dataran Skandinavia, Amerika Serikat, dan Australia. Ritual yang dilakukan dapat berupa persembahan darah hewan, doa bersama, dan pemujaan di altar.
  5. Wicca
    Wicca merupakan aliran pagan yang modern. Aliran ini dikembangkan di Inggris dan diperkenalkan pada pertengahan abad ke 20 oleh Gerald Garner. Ajaran Wicca dapat dikategorikan sebagai ajaran sihir dimana konsep yang dianut merupakan pengembangan dari ajiran pagan kuno. Wicca tidak memiliki konsep yang terpusat dan membuat ajaran ini terpencar ke berbagai aliran.
    Ritual yang diterapkan pada aliran wicca selalu terkait sihir, mulai dari sihir lemah hingga sihir tradisional. Selain ritual, Wicca juga memiliki beberapa hari raya yang secara umum dikenal sebagai Sabbat.
  6. Neo-Druidism
    Neo-Druidism merupakan aliran yang mengajarkan keseimbangan dan pemujaan terhadap alam semesta, dan bertanggungjawab terhadap berbagai hal yang terjadi di lingkungan. Ajaran Neo-Druidism menggunakan organisasi persaudaraan seperti Freemasonry. Ritual yang dilakukan berlangsung di alam terbuka pada siang hari. Terkadang mereka melakukan ritual di ruang tertutup pada malam hari. Mereka juga melakukan ritual dalam karya dan pertunjukan seni seperti pertunjukan musik dan puisi.
  7. Haitian Vodou
    Aliran ini dikenal juga dengan sebutan Voodoo, merupakan aliran yang dianut masyarakat Haiti atau perantauannya. Vodouist percaya pada Dewa pencipta yang jauh dan tidak diketahui bernama Bondye. Haitian Vodou memiliki kuil ritual bernama Hounfour. Mereka menyiapkan altar dan persembahan berupa makanan kepada dewa mereka.
  8. Romuva
    Romuva merupakan organisasi religius etnis Baltik, yang mengajarkan ritual masyarakat Lithuania sebelum era kristenisasi. Penganut Romuva melakukan ritual di aukuras atau “altar berapi”. Partisipan mencuci tangan dan wajah mereka sebelum menyentuh Aukuras dan kemudian bernyanyi himne ritual ketika batu tersebut diangkat.
    Kebanyakan himne ritual berasal dari tradisi kuno masyarakat Lithuania untuk melakukan pemujaan dewa-dewa mereka. Romuva modern merekonstruksi ritual berdasarkan sumber ritual tertulis. Beberapa himne dari pemujaan dewa-dewa tersebut masih bertahan hingga kini.
  9. Discordianism
    Discordianism merupakan agama dan cabang filsafat yang berasal dari pemujaan Eris, dewi kerusakan pada era Greco-Roman. Ajaran Discordianism memiliki kesamaan konsep dengan Zen dan filsafat taoisme. Dokumen paling penting dalam pendirian Discordianisme berasal dari Principia Discordia. Buku ini berisikan banyak referensi dari sumber sebelumnya yaitu The Honest Book of Truth. Aliran ini kemudian banyak diungkap dalam karya tulis populer seperti The Illuminatus! Trilogy, The Dark Tower, dan karya-karya tulis populer lainnya.
Masih banyak aliran pagan lainnya yang masih berkembang di berbagai negara. Namun beberapa aliran dianggap sebagai kepercayaan dan tidak mendapatkan pengakuan sebagai agama, berbeda dengan paganisme yang merupakan agama dan kepercayaan masyarakat kuno. Masih terdapat perdebatan apakah Freemasonry, Rossicrusian, Theosophy, dan aliran sejenisnya dapat dikategorikan sebagai paganisme mengingat organisasi-organisasi tersebut memperbolehkan orang-orang dari berbagai agama yang dianut untuk bergabung. Di Indonesia, paganisme asli masyarakat Indonesia belum diakui sebagai agama sehingga penganut paganisme di Indonesia tidak mengakui kepercayaan paganisme mereka sebagai agama dan menganggap hal tersebut sebagai kepercayaan.
- See more at: http://www.bglconline.com/2013/03/budaya-pagan-di-era-modern/#sthash.HT8ogETv.dpuf

Paganisme di Berbagai Belahan Dunia




  • 11
    Share
paganism
Pagan, berasal dari istilah latin yaitu paganus, yang berarti “desa”, rustic, atau “sebuah negara”. Paganus merupakan kata sifat. Sebagai kata kerja, paganus berarti penghuni suatu negara, atau penduduk. Pengembangan semantik post-classical membuat pengertian pagan menjadi berbeda. Perubahan pengertian dari pagan ini masih menjadi kontroversial, tetapi bukti tertua perubahan makna pagan terjadi pada abad ke 4 masehi.
Saat ini, pagan dikenal dalam bentuk paganisme, yang berarti istilah yang digunakan untuk tradisi kepercayaan yang melibatkan politeistik atau masyarakat pribumi.
Istilah ini seringkali muncul dalam sejarah, yang mengacu pada politeisme Greco-Roman dan berbagai politeisme lainnya yang menyebar di Eropa dan Afrika Utara sebelum era kristenisasi. Dalam bagian yang lebih luas, pagan juga termasuk pada agama yang terdapat di timur dan berbagai tradisi lokal di Amerika, Asia Tengah, Australia, dan Afrika. Atau dapat juga diistilahkan sebagai kepercayaan non-abrahamik, menurut beberapa ahli sejarah. Karakteristik dari tradisi pagan adalah ketiadaan pendakwah agama dan kehadiran agama sebagai mitos kehidupan yang mengajarkan penerapan religi.
Pagan masih tetap ada hingga zaman sekarang, tidak hanya dalam bentuk warisan budaya bahkan berbentuk kepercayaan yang dianut secara utuh oleh masyarakat. Paganisme mengalami evolusi menjadi Neopaganisme yang menyusun ulang kepercayaan mereka menjadi agama yang terstruktur.
Perkembangan Aliran Pagan di Berbagai Negara
Neopaganisme di Amerika Serikat merupakan jenis aliran yang dianut oleh 0,2% populasi Amerika Serikat. Di Isilandia, anggota dari aliran pagan Ásatrúarfélagið terhitung sejumlah 0,4% dari total populasi yang berarti terdapat ribuan orang yang bergabung ke dalam aliran tersebut. Di Lithuania, banyak orang yang menerapkan Romuva, kepercayaan masyarakat lokal yang dianut sebelum munculnya Kristen. Di negara berbasis anglo saxon, misalnya Australia, Odinisme (kepercayaan terhadap dewa Odin) telah berdiri sebagai kepercayaan yang formal sejak era 1930-an.
Pagan yang Masih Dianut Masyarakat Modern
  1. Cultus Deorum Romanorum
    Aliran pemujaan terhadap dewa-dewi romawi. Ritual yang mereka lakukan meliputi penyiapan lararium atau altar di rumah mereka dimana akan digunakan untuk memberikan persembahan dan pemujaan kepada dewa mereka.
  2. Hellenic polytheism
    Aliran pemujaan terhadap dewa-dewi yunani. Mereka melakukan ritual dengan menggelar altar yang terdiri dari satu, atau beberapa, dewa. Ritual yang dilakukan berupa persembahan seperti makanan, minuman, dan barang-barang berharga. Terkadang hewan juga merupakan objek persembahan kepada dewa.
  3. Rodnovery
    Rodnovery merupakan kelompok politeistik modern untuk menghidupkan kembali kepercayaan etnis slavia. Konsep utama dari kepercayaan ini merupakan keseimbangan alam dimana kepercayaan mereka disimbolkan dengan unsur natural berupa pohon, petir, matahari, dan bulan. Aliran ini masih dianut oleh beberapa masyarakat slavia seperti Rusia, Polandia, Ukraina, Slovenia, Slovenia, Ceko, Bosnia, dan negara-negara slavia lainnya dalam berbagai bentuk kepercayaan dan ritual.
  4. Germanic Neopaganism
    Aliran yang dianut ras germanik yang memuja dewa-dewi yang merepresentasikan alam semesta. Awalnya berkembang di Jerman dan Austria, kemudian menyebar di negara-negara germanik seperti Inggris raya, dataran Skandinavia, Amerika Serikat, dan Australia. Ritual yang dilakukan dapat berupa persembahan darah hewan, doa bersama, dan pemujaan di altar.
  5. Wicca
    Wicca merupakan aliran pagan yang modern. Aliran ini dikembangkan di Inggris dan diperkenalkan pada pertengahan abad ke 20 oleh Gerald Garner. Ajaran Wicca dapat dikategorikan sebagai ajaran sihir dimana konsep yang dianut merupakan pengembangan dari ajiran pagan kuno. Wicca tidak memiliki konsep yang terpusat dan membuat ajaran ini terpencar ke berbagai aliran.
    Ritual yang diterapkan pada aliran wicca selalu terkait sihir, mulai dari sihir lemah hingga sihir tradisional. Selain ritual, Wicca juga memiliki beberapa hari raya yang secara umum dikenal sebagai Sabbat.
  6. Neo-Druidism
    Neo-Druidism merupakan aliran yang mengajarkan keseimbangan dan pemujaan terhadap alam semesta, dan bertanggungjawab terhadap berbagai hal yang terjadi di lingkungan. Ajaran Neo-Druidism menggunakan organisasi persaudaraan seperti Freemasonry. Ritual yang dilakukan berlangsung di alam terbuka pada siang hari. Terkadang mereka melakukan ritual di ruang tertutup pada malam hari. Mereka juga melakukan ritual dalam karya dan pertunjukan seni seperti pertunjukan musik dan puisi.
  7. Haitian Vodou
    Aliran ini dikenal juga dengan sebutan Voodoo, merupakan aliran yang dianut masyarakat Haiti atau perantauannya. Vodouist percaya pada Dewa pencipta yang jauh dan tidak diketahui bernama Bondye. Haitian Vodou memiliki kuil ritual bernama Hounfour. Mereka menyiapkan altar dan persembahan berupa makanan kepada dewa mereka.
  8. Romuva
    Romuva merupakan organisasi religius etnis Baltik, yang mengajarkan ritual masyarakat Lithuania sebelum era kristenisasi. Penganut Romuva melakukan ritual di aukuras atau “altar berapi”. Partisipan mencuci tangan dan wajah mereka sebelum menyentuh Aukuras dan kemudian bernyanyi himne ritual ketika batu tersebut diangkat.
    Kebanyakan himne ritual berasal dari tradisi kuno masyarakat Lithuania untuk melakukan pemujaan dewa-dewa mereka. Romuva modern merekonstruksi ritual berdasarkan sumber ritual tertulis. Beberapa himne dari pemujaan dewa-dewa tersebut masih bertahan hingga kini.
  9. Discordianism
    Discordianism merupakan agama dan cabang filsafat yang berasal dari pemujaan Eris, dewi kerusakan pada era Greco-Roman. Ajaran Discordianism memiliki kesamaan konsep dengan Zen dan filsafat taoisme. Dokumen paling penting dalam pendirian Discordianisme berasal dari Principia Discordia. Buku ini berisikan banyak referensi dari sumber sebelumnya yaitu The Honest Book of Truth. Aliran ini kemudian banyak diungkap dalam karya tulis populer seperti The Illuminatus! Trilogy, The Dark Tower, dan karya-karya tulis populer lainnya.
Masih banyak aliran pagan lainnya yang masih berkembang di berbagai negara. Namun beberapa aliran dianggap sebagai kepercayaan dan tidak mendapatkan pengakuan sebagai agama, berbeda dengan paganisme yang merupakan agama dan kepercayaan masyarakat kuno. Masih terdapat perdebatan apakah Freemasonry, Rossicrusian, Theosophy, dan aliran sejenisnya dapat dikategorikan sebagai paganisme mengingat organisasi-organisasi tersebut memperbolehkan orang-orang dari berbagai agama yang dianut untuk bergabung. Di Indonesia, paganisme asli masyarakat Indonesia belum diakui sebagai agama sehingga penganut paganisme di Indonesia tidak mengakui kepercayaan paganisme mereka sebagai agama dan menganggap hal tersebut sebagai kepercayaan.
- See more at: http://www.bglconline.com/2013/03/budaya-pagan-di-era-modern/#sthash.HT8ogETv.dpuf