70
ribu Yahudi dari Isfahan (Iran)
“Anas Bin Malik mengatakan bahwa
Rasulullah saw berkata: ‘Dajjal akan diikuti 70 ribu Yahudi dari Isfahan
mengenakan selendang Persia.” (Sahih Muslim, hadist ke 7034)
Kita sering mengetahui konspirasi antara Amerika Syarikat
dan Israel terhadap Iran. Kita pun sudah tahu fakta bahwa Iran mempunyai
teknologi nuklir dan dari mana entah tiba-tiba Iran bangkit sebagai negara yang
mempunyai tenaga nuklir?
Sabda Beliau SAW; “Ketahuilah ia (Dajjal) berada di laut
Syam atau laut Yaman .. akan datang dari arah timur (lalu menunjukkan dengan
tangannya )..”- HR Muslim.
Dari Anas bin Malik ra, sabda beliau SAW, “Dajjal akan
keluar dari kota Yahudi Isfahan (Khurasan, IRAN) bersama 70,000 penduduk
Isfahan”. [Fath al-Rabbani Tartib Musnad Ahmad. Ibn Hajar berkata:
"Shahih"].
Nabi bersabda “Dajjal akan diikuti oleh 70.000 yahudi
dari kota Isfahan , mereka memakai Al-Tayalisah”. HR. muslim.
Terdapat 13 kaum Yahudi dan Ashkenazi. Ashkenazim
adalah bentuk jamak daripada ‘Ashkenaz’ dari bahasa Ibrani אשׁכנזי yang berarti “Jerman“. Dalam bahasa Ibrani
juga dikenal bentuk אשׁכנזים.
Kaum Ashkenazim, sebagai sebuah kaum yang cukup tertutup
banyak yang mengidap penyakit turunan. Tetapi salah satu penyakit turunan yang
berhubungan dengan penyakit otak, membuat mereka memiliki skor IQ
tertinggi di dunia.
Yang mengherankan secara genetik bangsa Palestina memiliki hubungan genetik lebih
dekat dengan kaum Ashkenazim dibandingkan dengan kaum Yahudi-Timur Tengah.
Mereka mempunyai kebolehan yang luar biasa walau
bagaimanpun Allah swt telah berfirman mengenainya:
(Ingatlah
peristiwa) ketika Nabi Yusuf berkata kepada bapanya: “Wahai ayahku!
Sesungguhnya aku mimpi melihat sebelas bintang dan matahari serta bulan; aku
melihat mereka tunduk memberi hormat kepadaku” (4). Bapanya berkata: Wahai
anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, kerana aku
khuatir mereka akan menjalankan sesuatu rancangan jahat terhadapmu.
Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia (5). Dan demikianlah
caranya Tuhanmu memilihmu dan akan mengajarmu takbir mimpi serta akan
menyempurnakan nikmatNya kepadamu dan kepada keluarga Yaakub sebagaimana Dia
telah menyempurnakannya kepada datuk nenekmu dahulu: Ibrahim dan Ishak.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana (6). Demi
sesungguhnya! (Kisah) Nabi Yusuf dengan saudara-saudaranya itu mengandungi
beberapa pengajaran bagi orang-orang yang bertanya (tentang hal mereka untuk
mengambil iktibar) (7).
Kita sudah mengetahui keberadaan orang Yahudi di Iran
ini. Mereka semua berasal dari Isfahan. Jumlah mereka saat ini diperkirakan
sebanyak 30.000. Dalam hadist disebutkan jumlah mereka sampai 70 ribu, maka
akan terjadilah akhir zaman. Wallahu alam bi shawwab. [sa/islampos/berbagaisumber]
Yahudi
Di Iran; Sebuah Fakta Yang Mencengangkan
islampos.com—LIHATLAH ke Iran. Bagaimana Yahudi di negara yang
presidennya selalu gembar-gembor akan menghancurkan, mencaci maki bangsa
Yahudi.
Di Iran, Yahudi tersebar di tiga kota besar; Tehran, Hamdan,
Isfahan. Dan menurut data resmi Iran, ada sekitar 30.000 orang Yahudi di Iran.
Sebuah jumlah yang sangat besar di sebuah negara yang katanya
anti-Zionis!
Isfahan, yang terletak di tengah-tengah Iran, dikelilingi
oleh kota-kota berbasis Syiah—seakan dengan jelas orang-orang Syiah melindungi
mereka.
Padahal, orang-orang Sunni di Iran diburu seperti tikus,
dan ulama-ulamanya digantung. Bahkan orang-orang Sunni tidak punya masjid untuk
shalat Jumat. Bandingkan dengan sinagog yang bertebaran di bumi Iran.
Orang-orang Yahudi punya hubungan baik dengan
pemerintahan Iran. Mereka menganggap bahwa orang-orang Sunni sebagai musuh
utama mereka. Bahkan, di parlemen Iran, orang-orang Yahudi mempunyai deputi
alias perwakilannya. Kita harus tahu bahwa orang-orang Yahudi di Iran
menolak pindah ke tanah jajahan Palestina. Mengapa?
Karena, untuk sebagian Yahudi, Iran adalah tempat suci
karena banyak nabi mereka dimakamkan di sini.
Misalnya saja Nabi Daneil. Nabi ini adalah salah satu
nabi yang sudah memprediksikan kejadian-kejadian sebelum kiamat. Dan ia dikenal
luas di antara Yahudi dan umat Kristen. Selain Nabi Daniel, ada juga Nabi
Habqouq, Nabi Sumoil, Qeedar, dan Nabi Hajayy.
Di Iran juga ada makam Bunyamin, saudara Nabi Yusuf. Jadi
tidak heran jika Yahudi mengagungkan Iran sebagai tanah suci. Dan mereka
menganggap Isfahan sebagai kota yang lebih spesifik lagi. Kota ini
merupakan tempat pertama dimana mereka berkumpul pertama kalinya setelah
perusakan Yerusalem oleh Novukhodonsur.
Sejarah sudah menyimpan hal ini, dan kemudian setelah 70
tahun penangkapan oleh raja Babylon Nebukadnezzar, mereka berkumpul di Isfahan.
Rabi-rabi di Isfahan mengajar anak-anak Yahudi tentang
berbagai kuil Yahudi.
Yang lebih mencengangkan ada sebuah hadist Nabi
yang tertera dalam Sahih Muslim, hadist ke 7034: “Anas Bin Malik mengatakan
bahwa Rasulullah saw berkata: ‘Dajjal akan diikuti 70 ribu Yahudi dari Isfahan
mengenakan selendang Persia.” Ala kuli haal, Yahudi-Ya hudi di Isfahan, Iran
selalu mengenakan selendang.
Allahu alam. [sa/islampos/bzupages]
Membongkar
Nazab Ahmadinejad dari Garis Yahudi
Senin, 24 September 2012, 22:32 WIB
Vahid Salemi/AP
Presiden Iran Mahmoud
Ahmadinejad.
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID,
TEHERAN -- Presiden Republik Islam Iran, Mahmud Ahmadinejad terkenal seantero
jagat sebagai salah satu orang yang anti-Israel. Namun, ternyata di dalam diri
Ahmadinejad mengalir darah Yahudi.
Surat kabar the Daily Telegraph mengungkapkan marga
asli Ahmadinejad adalah 'Saburjian'. Dalam bahasa Persia berarti tukang tenun.
Marga itu turunan dari 'Sabur', yakni kerudung yang biasa digunakan umat Yahudi
saat berdoa di sinagog. Selendang ini biasa dipakai saat sembahyang setiap hari
Sabat (Sabtu) atau upacara suci lainnya, saban pagi, sore, dan malam.
Namun, ada juga yang mengatakan marga asli keluarga Ahmadinejad adalah
'Sabbaghan' atau tukang pengering pakaian. Dalam tradisi Iran, Saburjian dan
Sabbaghan bermuara pada pekerjaan yang digeluri warga non-muslim.
Dan bukan sebuah kebetulan di Kota Aradan, kota kelahiran Ahmadinejad, terdapat
komunitas Yahudi yang menetap sejak abad ketiga sebelum Masehi.
Menanggapi laporan tersebut, Ahmadinejad mengaku soal perubahan marga pada
medio 1950-an. Alasan perubahan marga itu lantaran keluarganya menghindari
diskriminasi ketika pindah ke Teheran.
Tapi pengamat Pusat Studi Arab dan Iran, Ali Nurizadeh, punya pendapat lain.
Menurutnya sikap anti-Israel Ahmadinejad lantaran ia ingin menyembunyikan
keterkaitannya dengan Yahudi.
“Setiap keluarga yang pindah agama mengambil identitas baru dengan mengecam
agama lama mereka,” ucap Ali.
Meski dikenal acapkali mengecam Zionis Israel, tapi Ahmadinejad dalam satu
kesempatan mengaku tak keberatan jika anaknya berkencan dengan orang Yahudi.
Pengakuan itu bertolak belakang dengan pernyataanya yang menyebut Israel
sebagai kanker dan harus dihapus dari peta dunia. (baca: Ahmadinejad tak
Keberatan Anaknya Kencani Yahudi).
Tak Ada Masjid Sunni Di Iran, Yang Ada Hanya Sinagog
Yahudi
islampos.com—DALAM kekuasaan Iran, tak pernah ada ceritanya, orang
Sunni duduk dalam kursi pemerintahan. Baik itu untuk menterinya ataupun sekadar
calon presiden belaka. Ini terjadi sejak Revolusi Iran yang mengintegrasikan
golongan Sunni ke dalam kaum minoritas.
Dalam konstitusi Iran, sudah
disepakai, presiden Iran haruslah seorang penganut Syiah. Syiah, tak pelak,
telah membuat kaum Sunni menjadi sangat inferior.
Penghinaan kaum Syiah terhadap
jamaah Sunni bisa dilihat jelas pada ritual Syiah setiap pekannya, misalnya
saja dalam acara doa bersama yang memang kerap dilaksanakan berbarengan. Di Iran,
kaum Sunni mencapai 20% dari populasi penduduk Iran yang berjumlah 70 juta
orang.
Sunni Iran mengalami penekanan yang
sistematik selama bertahun-tahun. Pemimpin mereka, seperti Ahmed Mufti Zadeh
dan Syeikh Ali Dahwary, dipenjarakan kemudian dibunuh. Pemerintah Iran juga
menghancurkan masjid-masjid kaum Sunni, dan melarang adanya pendirian masjid
Sunni lainnya sekarang ini. Bandingkan dengan Sinagog Yahudi yang banyak
bertebaran di seantero Iran. Bahkan, azdan oleh kaum Sunni pun dilarang oleh
pemerintah Iran.
Kaum Sunni Iran hidup di pinggiran
dan perbatasan. Sementara kaum Syiah, Kristen dan Yahudi menghuni kawasan
kota-kota besar di Iran. Asal tahu saja, kaum Sunni Iran sekarang ini, jika
melakukan shalat Jumat, harus di kedutaan besar asing. [sa/islampos/iol]
Mahmoud Ahmadinejad Keturunan Yahudi
Oleh: Ita Lismawati F. Malau, Harriska Farida Adiati
VIVanews - Foto Presiden Iran
Mahmoud Ahmadinejad saat sedang menunjukkan kartu identitas dalam pemilihan
umum Maret 2008 memperlihatkan bahwa keluarganya memiliki keturunan Yahudi.
Dalam dokumen yang diperbesar bisa terbaca bahwa Ahmadinejad pernah dipanggil
"Sabourjian", nama Yahudi yang berarti penenun pakaian. Bukt-bukti
ini pertama kali diungkap oleh harian The Daily Telegraph.
Seperti dikutip dari laman
harian The Telegraph, Minggu 4 Oktober 2009, catatan pendek di dalam kartu
identitas itu menjelaskan kalau keluarga presiden yang kerap mengecam Israel
ini mengganti nama keluarga menjadi Ahmadinejad saat mereka memeluk Islam pasca
kelahiran Ahmadinejad.
Keluarga Sabourjian berasal dari
Aradan, tempat kelahiran Ahmadinejad. Nama Sabourjian diperoleh dari
"tukang tenun Sabour," nama selendang Yahudi Tallit di Persia. Nama
tersebut juga masuk dalam daftar nama orang-orang Yahudi Iran yang dikumpulkan
oleh Departemen Dalam Negeri Iran.
Para ahli tadi malam menyebutkan
bahwa track record Ahmadinejad yang kerap mengeluarkan kritik pedas terhadap
kaum Yahudi bisa jadi dilakukan untuk menutupi masa lalunya. "Setiap
keluarga yang pindah agama membuat identitas baru dengan mengecam kepercayaan
mereka sebelumnya," kata Ali Nourizadeh dari Pusat Studi Arab dan Iran.
"Aspek latar belakang Ahmadinejad menjelaskan banyak hal tentang dia.
Dengan mengeluarkan
pernyataan-pernyataan anti-Israel, dia mencoba menghilangkan kecurigaan tentang
keterkaitan dirinya dengan Yahudi. Dia merasa tak berdaya di tengah masyarakat
radikal Syiah," terang Nourizadeh.
Juru bicara kedutaan Israel di
London, Ron Gidor, mengatakan tidak akan terpengaruh dengan masa lalu
Ahmadinejad. "Itu bukan sesuatu yang perlu kami bahas," kata Gidor.
Ahmadinejad memang tidak pernah
menyangkal bahwa namanya diganti saat keluarganya pindah ke Teheran pada tahun
1950-an. Namun dia tidak pernah mengungkapkan nama sebelumnya dan tidak
menjelaskan alasan penggantian nama tersebut.
Ahmadinejad adalah insinyur
berkualitas dengan gelar doktor dalam bidang traffic management. Dia menjadi
milisi Garda Revolusioner sebelum namanya dikenal sebagai politisi garis keras
di Teheran.
Kiriman: Hendra Ernawan, Jakarta
Sumber: http://vivanews.com/
mengungkap
Tabir Hitam Hubungan Rahasia Pemimpin Iran Ahmadinejad Dengan Israel / Yahudi
yang Ternyata Keturunan Yahudi ( Pemuja Iran dan Anti iran Masuk)
Siapa yang tak
kenal sosok Ahmadinejad, seorang presiden Iran yang
berani terhadap hegemoni Amerika Serikat dan figur yang sangat bersahaja dalam
kehidupannya?. Banyak dari kalangan kaum muslimin mengelu-elukan seorang
Ahmadinejad yang dianggap representasi pemimpin sejati.
Namun, masyarakat muslim sangat jarang mengetahui sosok sejati Ahmadinejad,
baik sebagai pribadi ataupun sebagai presiden Iran dengan posisi pengambil
kebijakan.
Sebelum membahas lebih jauh terkait sikap Ahmadinejad terhadap Israel, ada
baiknya kita mengulas asal-usul Presiden Iran tersebut.
Mahmoud Ahmadinejad atau bisa dibaca Ahmadinezhad (bahasa Persia: ; lahir
28 Oktober 1956) adalah Presiden Iran yang keenam. Jabatan kepresidenannya
dimulai pada 3 Agustus 2005. Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei
2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara
luas sebagai seorang tokoh konservatif yang mempunyai pandangan Islamis.
Lahir di desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 100 km dari Teheran,
sebagai putra seorang pandai besi, keluarganya pindah ke Teheran saat dia
berusia satu tahun. Dia lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST)
dengan gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan
transportasi.
Pada tahun 1980, dia adalah ketua perwakilan IUST untuk perkumpulan mahasiswa,
dan terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e
tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa yang berada di balik perebutan
Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya krisis sandera Iran. Pada
masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi
Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia
kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di
sebelah barat Iran. Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan
gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan
gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997.
Ahmadinejad lalu terpilih sebagai walikota Teheran pada Mei 2003. Dalam masa
tugasnya, dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan walikota-walikota
sebelumnya yang lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai
keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat-pusat kebudayaan. Selain itu, dia
juga menjadi semacam manajer dalam harian Hamshahri dan memecat sang editor,
Mohammad Atrianfar, pada 13 Juni 2005, beberapa hari sebelum pemilu presiden,
karena tidak mendukungnya dalam pemilu tersebut.
Ahmadinejad
Keturunan Yahudi
Pada 2009 Telegraph.co.uk,harian berita dari Inggris menurunkan berita yang
cukup mengejutkan. Sebuah foto Presiden Iran Ahmadinejad sambil
mengangkat kartu identitasnya selama pemilihan umum Maret 2008 dengan jelas
menunjukkan keluarganya memiliki akar Yahudi. Dokumen close-up itu
mengungkapkan dia sebelumnya dikenal sebagai Sabourjian – atau kain tenun dalam
arti nama bahasa Yahudi.
Sebuah catatan pendek yang tertulis di kartu itu menunjukkan keluarganya
berubah nama menjadi Ahmadinejad, ketika mereka dikonversi untuk memeluk Islam
setelah kelahirannya. Sabourjian berasal dari Aradan, tempat kelahiran
Ahmadinejad, dan nama itu diturunkan dari “penenun dari Sabour”, nama untuk
selendang Tallit Yahudi di Persia. Nama ini, ada dalam daftar nama cipta
untuk orang Yahudi di Iran, menurut Departmen Dalam Negeri Iran.
Ali Nourizadeh,
dari Pusat Studi Arab dan Iran, mengatakan: “Aspek latar belakang
Ahmadinejad menjelaskan banyak tentang dirinya. Dengan membuat
pernyataan-pernyataan anti-Israel, ia sedang mencoba untuk menumpahkan
kecurigaan tentang hubungannya dengan Yahudi. Ia merasa rentan dalam masyarakat
Syiah yang radikal.”
Seorang ahli yang berpusat di London Yahudi Iran mengatakan, “Dia telah
mengubah namanya karena alasan agama, atau setidaknya orangtuanya,” kata
kelahiran Yahudi Iran yang tinggal di London itu . “Sabourjian dikenal sebagai
nama Yahudi di Iran.”
Ahmadinejad tidak menyangkal namanya berubah ketika keluarganya pindah ke
Teheran pada tahun 1950-an. Tapi dia tidak pernah mengungkapkan perubahan
berhubungan dengan pergantian keyakinan. Ahmadinejad tumbuh menjadi insinyur
yang memenuhi syarat dengan gelar doktor dalam manajemen. Sebelum terjun jadi
politisi, Ahmadinejad bertugas sebagai tentara pada Pengawal Revolusi.
Selama debat presiden di televisi tahun ini, ia dipancing untuk mengakui bahwa
namanya telah berubah tapi ia mengabaikannya. Mehdi Khazali, seorang blogger
internet, yang menyerukan penyelidikan akar nama Presiden Ahmadinejad ditangkap
musim panas ini.
Sikap Ahmadinejad terhadap Islam
Timbulah pertanyaan, apakah darah yahudi yang mengalir di diri Ahmadinejad,
membawa serta ideology dan sifat Yahudi yang membenci Islam dan kaum
muslimin?
Ternyata dugaan anda tidak salah, Ahmadinejad
sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang terang-terangan menghina dua orang
sahabat Rasulullah Muhammad saw.
Kecaman dan
hinaan Ahmadinejad itu disampaikan dalam sebuah acara televisi secara langsung
di Shabaka 3, saluran televisi Iran, hanya beberapa hari sebelum pelaksanaan
pemilu Iran. Seperti yang diketahui, Iran yang berbasis Syiah ini sudah sejak
lama mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah (kaum Sunni). Di
bawah kepemimpinan Ahmadinejad, bahkan para jamaah
Sunni mengalami penderitaan yang belum pernah dialami sejak Revolusi Syiah
Rafidhah Khomeini.
Dalam acara itu, Ahmadinejad dengan lugas mengatakan bahwa Talhah dan Zubair adalah dua orang pengkhianat. “Talhah
dan Zubair adalah dua orang sahabat Rasul, tapi setelah kepergian Rasul,
mereka berdua kembali kepada ajaran sebelumnya dan mengikuti Muawiyah!”
Padahal dalam
sejarah, Talhah dan Zubair, dua orang sahabat Rasul itu, tak pernah
bertempur dengan Muawiyah, karena keduanya meninggal lama sebelum
peperangan Jamal di tahun ke-36 kekhalifahan Islam di mana Muawiyah menjadi
rajanya.
Pernyataan Ahmadinejad ini sudah jelas kemana arahnya, yaitu membuat sebuah
perbandingan atas sahabat Rasul dulu dengan kejadian politik saat ini di Iran
berkaitan dengan rivalnya Mousavi. Sebelumnya, Ahmadinejad
juga sangat sering menghina sekitar 15 juta penganut Sunni di Iran. Inilah
sosok asli Ahmadinejad yang merupakan musuh terbuka terhadap para sahabat Rasul.
Bukan sebagai pejuang Islam, seperti yang selama ini diduga oleh sebagian kaum
muslimin dan pendukungnya yang bodoh. Mengapa demikian? Meminjam Istilah Ustadz
Hartono Ahmad Jais, tidak mungkin pejuang merobohkan masjid-masjid
justru seharusnya pejuang Islam membangun masjid sebagai tempat bertaqarrub
kepada Allah.
Sikap Iran terhadap Islam (Sunni) lebih kejam
dibanding sikap negeri-negeri kafir sekalipun. Hingga di Iran terutama
ibukotanya, Teheran, tidak ada masjid Islam (Sunni). Hingga Ummat Islam (Sunni)
bila berjum’atan maka ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Timur Tengah di
Teheran. Tidak ada pula Madrasah Islam (Sunni). Karena semuanya sudah
dihancurkan. Para ulama Sunni pun sudah disembelihi
atau dibunuhi. (Lihat Ma’satu Ahlis Sunnah fi Iran, oleh Abu
Sulaiman Abdul Munim bin Mahmud Al-Balusy, diindonesiakan dengan judul
Kedholiman Syi’ah terhadap Ahlus Sunnah di Iran, LPPI, Jakarta, 1420H/ 1999).
Di Iran tidak ada pula anggota parlemen dari Islam (Sunni) apalagi menteri.
Padahal dari Yahudi diberi prioritas jadi anggota
parlemen, punya tempat-tempat ibadah (sinagog) dan sekolah-sekolah
Yahudi di Iran.
Ulama Syiah terkemuka Iran, Taskhiri, pernah ditanya wartawan di satu negeri di
Afrika Utara, apakah tidak boleh di Iran didirikan Masjid Islam Sunni?.
Pertanyaan itu dijawab, sampai sekarang belum saatnya.
Ahmadinejad
sujud didepan kubur Khumanei
Demikianlah
kenyataan di Iran. Ummat Islam Sunni sekitar 20 persen namun tidak diberi
hak-haknya alias telah dirampas, dan bahkan lebih kejam dibanding sikap orang
kafir di berbagai negeri yang kenyataannya rata-rata masih ada di mana-mana
masjid Ummat Islam (Sunni). Sedang di Iran justru masjid-masjid Islam Sunni
dihancurkan, ulamanya dibunuhi. Mulutnya berkoar mengecam Yahudi, namun
tindakannya justru menikam Islam (Sunni alias Ahlus Sunnah).
Tak hanya demikian, pada masa pemerintahan Ahmadinejad perempuan-perempuan
sunni yang ditahan rezim Syi’ah Iran ini mengalami penderitaan yang sangat
berat dengan dimut’ah paksa oleh milisi Basij terlebih dahulu sebelum
dihukum mati, karena keyakinan syi’ah mereka yang dihukum mati dalam keadaan
perawan akan masuk surga, dan mereka pun tidak menginginkan surga tersebut
diraih oleh perempuan sunni.
Sikap Ahmadinejad terhadap Al Aqsha
Ahmadinejad
bersama Jafar Murtada Al Amili
Hapus peta
Israel di dunia! Itulah kata-kata Ahmadinejad yang pernah menggemparkan jagad
politik international. Sungguh berani, tapi sayangnya tidak diiringi dengan
perilaku yang serupa.
Mahmud Ahmadinejad pernah memberi hadiah kepada seorang penulis buku
sekaligus seorang ulama besar Syiah abad ini, yakni Jafar Murtada Al
Amili, yang telah menulis sebuah buku berjudul ”Ayna Masjid al-Aqsha?” (Di
Manakah Masjid Al Aqsha?) yang intinya mengungkapkan bahwa keberadaan Masjid Al-Aqsha yang sesungguhnya bukanlah di bumi Al-Quds,
melainkan di langit . Dan menganggap masjid mereka di Kuffah lebih baik
dai Al-Aqsha seperti tertulis dalam kitab rujukan Syiah Biharul Anwar.Buku
tersebut ditetapkan yang terbaik di Iran.
Pemberian hadiah tersebut menyiratkan bahwa, Ahmadinejad menyetujui isi buku
tersebut yang menolak klaim bahwa sahabat Umar bin Khottob Ra telah membebaskan
Al Aqsha dari bangsa Romawi, karena dianggap Rasulullah SAW tidak melakukan
perjalanan darat ke Al Aqsha tetapi pada saat perjalanan menuju ke langit(mi’raj).
Ahmadinejad
bersama para ulama'-ulama' Syiah
Lantas
pertanyaannya, apakah mungkin Ahmadinejad akan terlibat dalam perjuangan
pembebasan masjid Al Aqsha sedangkan ia berpendapat masjid tersebut berada
diatas langit ?
Hubungan Gelap Dengan Israel
Seorang ulama Syiah mengatakan presiden Iran ingin menjalin “persahabatan
dengan Israel,” . Menurut ulama Syiah Mahmud Nubia , penasehat teras atas
Ahmadinejad, Esfandiar Rahim Mashaei tiga tahun lalu menyatakan bahwa Iran
harus memiliki “hubungan yang bersahabat” dengan Negara Yahudi, namun
Ahmadinejad menahan diri dari persoalan ini di depan umum karena pemimpin
tinggi Syiah Iran Ayatollah Ali Khamenei sangat keberatan dengan hal ini.
Esfandiar
Rahim bersama Ahmadinejad
Nubia lebih
lanjut menyatakan bahwa Presiden Iran secara pribadi mengatakan kepadanya bahwa
ia mendukung pernyataan Mashaei, tapi tidak bisa berkata apa-apa karena
menghormati pemimpin tertinggi Syiah Iran, Ali Khamenei.
Lebih dari 200 Perusahaan Israel Menjalin Hubungan
dengan Iran. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tanpa henti
mengajarkan perlunya ada tindakan tegas terhadap Iran untuk mencegah Iran
memperoleh senjata nuklir, namun dirinya tidak mampu untuk menghentikan
perusahaan Israel dan individu Israel yang secara langsung maupun tidak
langsung melakukan perdagangan dengan Iran.
Ia juga tidak bertindak tegas terhadap perusahaan internasional dan
perusahaan-perusahaan Israel yang beroperasi di Iran, sambil mempertahankan
kontrak besar Iran dengan perusahaan Israel – termasuk badan-badan negara
seperti Electric Corporation dan Otoritas Bandara.
Sedikitnya 200 perusahaan internasional yang beroperasi di Israel memelihara
hubungan perdagangan yang luas dengan Iran. Hubungan ini termasuk investasi
dalam industri energi Iran, yang merupakan sumber penghasilan utama Iran dan
berfungsi untuk menyalurkan dana untuk mengembangkan rudal, program nuklir dan
senjata konvensional lainnya.
Sejatinya,
menurut Husain Ali Hasyimi, dalam tulisannya, Al-Harbul Musytarakah Iran wa
Israil bahwa sejak zaman Syiah Pahlevi, Iran telah menjalin hubungan
perdagangan dengan Zionis Yahudi. Dan hubungan dagang ini berkelanjutan hingga
setelah revolusi Syiah yang dipimpin oleh Khumaini.
Bahkan pada tahun 1980-1985, Zionis Yahudi merupakan Negara pemasok senjata
terbesar ke Iran. Sandiwara “permusuhan” Iran dan Yahudi mulai
terbongkar, ketika pesawat kargo Argentina yang membawa persenjataan dari
Yahudi ke Iran tersesat, sehingga masuk ke wilayah Uni Soviet, dan akhirnya di
tembak jatuh oleh pasukan pertahanan Uni Soviet. Dikisahkan, Iran membeli
persenjataan dari Yahudi seharga 150 juta dolar Amerika, sehingga untuk
mengirimkan seluruh senjata tersebut, dibutuhkan 12 kali penerbangan.
Lebih dari itu,
Amerika juga pernah terlibat skandal dengan Iran dimana Ronald Reagen, (yang
kala itu menjadi Capres) pernah berpura-pura memerangi Khomeini, akan tetapi di
belakang layar justru Amerika gencar mengirimkan senjata-senjata mutakhir untuk
memenangkan Khomeini.
Lewat investigasi berkepanjangan akhirnya skandal Iran Gate ini pun
akhirnya terbongkar. Reagan dianggap menjurus pada tindakan kriminal, terlebih
telah melibatkan CIA dan Partai Republik dengan seluruh kegiatannya menjalin
hubungan dengan Iran. Reagan pun akhirnya membuat pernyataan resmi kepresidenan
tentang hubungan AS-Iran. Dikatakan tidak ada masalah apa pun dalam hubungan
kedua negara. Negeri ini juga tidak lagi memberi indikasi teror yang mengancam
AS.
Semakin membingungkan memang, bagi kita yang tidak mengetahui karakter sejati
Syi’ah Rafidhah. Fakta yang terungkap ini, menegaskan kembali kepada kita bahwa
kesederhanaan dan keberanian Ahmadinejad dalam menghadapi barat, bukanlah
hakekat sebenarnya sikap mereka.
Apalagi, Ahmadinejad memang berulangkali tertangkap basah tengah bertemu dengan
para pemimpin Yahudi. Ahmadinejad memiliki hubungan yang harmonis dengan
Yahudi. Semasa berada di New York, presiden Iran tersebut terlihat dengan
antusias menyambut kedatangan sejumlah Rabbi Yahudi AS.
Islam sendiri mengajarkan kepada kita, bahwa untuk menilai seseorang
harus memulainya dari aqidah orang tersebut terlebih dahulu, bukan hanya
sekedar akhlaknya yang baik, ataupun karakternya yang sangat bersahaja.
Karikatur
Skandal Iran Gate
Karena jika
hanya menilai dari atribut kepribadian, maka banyak orang-orang kafir yang
memiliki pula kebaikan yang hebat terhadap kemanusiaan. Sebutlah Bunda Theresa
yang menjadi symbol pembelaan terhadap orang-orang lema di India.
Keutamaan dan derajat seseorang didalam Islam, diukur dari aqidah dan tauhid
orang tersebut kepada Allah SWT. Sebanyak apapun seseorang melakukan kebaikan,
tetapi jika tidak memiliki iman, maka amal mereka seperti debu dimata Allah
SWT.
Inilah sosok sejati Ahmadinejad, yang mungkin anda
pernah kagumi???. Akan tetapi, sebagai seorang Rafidi dan keturunan
Yahudi. Ia bertaqiyyah menyembunyikan permusuhan terhadap Islam hingga kini.
Wallahu’alam bisshowab.
sekedar
tambahan : Israel juga pernah membantu Iran ,dengan mengebom dan
menghancurkan reaktor nuklir Irak di dekat baghdad,irak sehingga
semakin menyulitkan posisi irak melawan iran (lihat no.99 Perang iran - Irak ,
hal 205 di buku 100 peperangan yg berpengaruh di dalam sejarah dunia
karya S.W Crompton)
Siapa Sebenarnya Ahmadinejad?
(1): Bernama Belakang Yahudi
Di dunia sekarang ini, hanya ada
tiga nama yang sering sekali melekat di kaos oblong dan buku-buku pergerakan.
Usamah bin Laden, Che Guevara, dan Mahmoud Ahmadinejad. Usamah sejak sekitar
tahun yang lalu telah diberitakan tiada, tewas oleh Amerika, namun
tentara-tentara Negara Paman Sam itu masih terus berada di Afghanistan dengan
dalih yang sama; memberantas teroris.
Sedangkan Che Guevara, walau
tidak sekencang dahulu, namun sosoknya begitu lengket di benak dan ideologi
para kaum gerakan kiri. Walau satu dua, Che selalu ada dimana-mana.
Sosok satu lagi adalah
Ahmadinejad. Dalam kurun waktu 8 tahun belakangan ini Ahmadinejad tiba-tiba
saja “digilai” oleh begitu banyak para pemuda Islam. Ia dianggap sebagai
cerminan seorang pemimpin yang sederhana dan bersahaja, taat terhadap ajaran
agamanya. Yang paling penting, Ahmadinejad dianggap sangat vokal terhadap
Amerika Serikat dan Israel—dua negara yang selama ini dianggap sebagai pihak
yang selalu berseberangan dengan Islam.
Akhirnya, para pemuda Islam ini
menapikan kenyataan bahwa Ahmadinejad adalah seorang presiden Iran. Dan
presiden Iran kita tahu, ia harus seorang Syiah. Selama ini, media Barat
memosisikan bahwa Syiah adalah salah satu aliran atau sekte dari Islam. Padahal
kenyataannya, Syiah ya Syiah. Islam ya Islam. Keduanya berbeda sangat dalam
secara ideologis dan pemahaman.
Satu persatu para pemuda Islam
yang mulai memahami peta Iran di Timur Tengah, dan bagaimana hasadnya Syiah
terhadap Islam—tak peduli darimana Islam itu berasal, baik Sunni ataupun
lainnya, mulai meninggalkan Ahmadinejad sebagai sosok panutan. Yang tersisa
dari para pengagum Ahmadinejad kemudian hanya dua kelompok saja. Pertama,
mereka yang juga menganut Syiah sebagai keyakinan. Kedua, para pemuda yang tak
membaca banyak tentang kongkalingkong Iran-Amerika-Israel.
Siapa Sebenarnya Ahmadinejad
Ini?
Menjelang pemilihan umum Maret
2008, ada sebuah berita yang mengejutkan. Telegraph.co.uk—harian berita dari
Inggris—memuat sebuah foto Ahmadinejad sambil mengangkat kartu identitasnya
selama pemilihan umum. Entah bagaimana, kartu identitas itu tercium memiliki
akar Yahudi. Berita itu kemudian menjadi bahan sorotan khusus sejumlah media di
Indonesia.
Menurut klaim Telegraph, dokumen close-up itu
mengungkapkan bahwa Ahmadinejad sebelumnya dikenal sebagai Sabourjian—atau
artinya kurang lebih tukang kain tenun dalam arti nama bahasa Yahudi. Telegraph, melaporkan, sebuah
catatan pendek yang tertulis di kartu itu menunjukkan keluarganya berubah nama
menjadi Ahmadinejad, ketika memeluk Islam setelah kelahirannya. Sabourjian
berasal dari Aradan, tempat kelahiran Ahmadinejad, dan nama itu diturunkan dari
“penenun dari Sabour”, nama untuk selendang Tallit Yahudi di Persia. Nama ini,
ada dalam daftar nama cipta untuk orang Yahudi di Iran, menurut Departemen
Dalam Negeri Iran.
Ali Nourizadeh, dari Pusat Studi
Arab dan Iran, mengatakan: “Aspek latar belakang Ahmadinejad menjelaskan banyak
tentang dirinya. Dengan membuat pernyataan-pernyataan anti-Israel, ia sedang
mencoba untuk menumpahkan kecurigaan tentang hubungannya dengan Yahudi. Ia
merasa rentan dalam masyarakat Syiah yang radikal.”
Seorang ahli yang berpusat di London
Yahudi Iran mengatakan, “Dia telah mengubah namanya karena alasan agama, atau
setidaknya orangtuanya.” Sabourjian dikenal sebagai nama Yahudi di Iran.
Seorang jurubicara kedutaan Israel di London, Ron Gidor, mengatakan bahwa, “Ini
bukan sesuatu yang akan kami bicarakan.”
Ahmadinejad tidak menyangkal
namanya berubah ketika keluarganya pindah ke Teheran pada tahun 1950-an. Tapi
dia tidak pernah mengungkapkan perubahan berhubungan dengan pergantian
keyakinan. Ahmadinejad tumbuh menjadi insinyur yang memenuhi syarat dengan
gelar doktor dalam manajemen. Sebelum terjun jadi politisi, Ahmadinejad
bertugas sebagai tentara pada Pengawal Revolusi.
Menanggapi pemberitaan di atas,
Irman Abdurrahman, seorang analis independen, dalam sebuah catatan lepasnya
menulis, “Dalam kamus kelompok sayap kanan pro-Israel, ada dua cara membunuh
karakter musuh mereka. Pertama, menuduh orang itu sebagai anti-Semit
(anti-Yahudi). Kedua, menebar isu bahwa orang itu berdarah Yahudi yang membenci
Yahudi (self-hating Jew).
Dan, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad adalah target terbaru mereka.”
Rumor Ahmadinejad seorang Yahudi
sebenarnya bukan hal baru. Pada awal 2009, Radio Liberty/Radio Free Europe
pernah memuat isu yang sama dengan berlandaskan tulisan blog orang Iran yang
anti-Ahmadinejad. Selain itu, semua penulis biografi Ahmadinejad telah secara
rinci menulis tentang keluarganya. Alhasil, nama “Sabourjian” bukanlah rahasia
lagi yang menuntut media sekelas Telegraph untuk membuktikannya dengan
meng-”close-up” KTP Ahmadinejad.
Sementara itu, Qanaatgar,
seorang warga Iran ketika ditanya masalah ini oleh wartawan IRIB Bahasa
Indonesia mengatakan, “Ada kemungkinan bahwa Saburjian itu adalah nama paswand.
Istilah paswand itu berbeda dengan nama khanevadeh (nama famili).” Menurut
Qanaatqar, nama pasvand jarang sekali dipakai di Iran, bahkan bisa jadi hanya
10 persen warga Iran yang menggunakannya. Nama pasvand kadang berhubungan
dengan latarbelakang seseorang, yang bisa jadi itu adalah nama pekerajaan nenek
moyangnya atau tempat tinggalnya.”
Nama Tak Penting, Tapi
Aqidah Penting
Seperti kata Shakespeare, apalah
arti sebuah nama, maka sebenarnya tak terlalu penting sekarang ini
mempermasalahkan nama belakang Ahmadinejad. Yang justru menjadi persoalan
krusial bagi kaum (generasi muda) Muslim ketika hendak menilai dan menjadikan
seseorang menjadi anutan, adalah aqidah Islamnya. Banyak tokoh yang baik,
berprestasi dan penting di dunia ini, tapi mereka bukan orang Islam. Dalam hal
ini, orang Syiah juga bukan orang Islam.
Walau bagaimanapun Rasulullah
Muhammad saw adalah satu wacana besar yang sudah teruji oleh siapapun dan
sejarah manapun. Dan begitu juga dengan orang-orang shaleh yang telah tiada
setelahnya. Mengidolakan seseorang yang masih hidup sekarang ini, jauh dari
kita, dan dengan informasi dunia yang sumir ini, hanya rapuh
belaka. [sa/islampos/telegraph/eramuslim/Wikipedia]